Digital Fashion Artist, Schieva menjadi salah satu pembicara di acara seminar yang digelar oleh MAJA Labs dan ICCN bertajuk Phygital Fashion menjelang gelaran Bali Digital Fashion Week 2022 pada Desember mendatang.
Mengurangi Limbah dari Penggunaan Fast Fashion
Schieva dalam kesempatan itu mengungkapkan bahwa digital fashion memiliki potensi besar untuk dikembangkan saat ini. Bahkan digital fashion menjadi salah satu upaya untuk mengurangi limbah dari penggunaan fast fashion.
Ia juga menjelaskan digital fashion lebih kompleks dibanding fashion biasa. Menurutnya, digital fashion memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan.
"Ini adalah karya yang cukup kompleks, istilahnya ilmu fashion untuk digital fashion ini 30 persen dan ilmu animasinya 70 persen, jadi teman-teman yang jurusan fashion harus mulai mengulik software 3Dnya karena digital fashion ini peluangnya besar banget di Indonesia dan di seluruh dunia salah satunya game," kata Schieva.
Apa beda Digital Fashion dan Phygital Fashion?
Produk Digital Fashion berbentuk 3D animasi, maka Phygital Fashion produknya akan berupa animasi 3D yang dilengkapi dengan wujud asli pakaiannya.
"Dengan adanya digital fashion untuk brand apapun mereka bisa merespon kebutuhan customernya lebih cepat," ungkap Schieva.
Untuk diketahui bahwa semina Phygital Fashion merupakan bagian dari acara fashion digital pertama di Asian yaitu Bali Digital Fashion Week yang diselenggarakan pada 10-16 Desember mendatang.
Tujuan BDFW untuk menyuarakan tentang masa depan digital fashion di Indonesia hingga dampak lingkungan yang berkelanjutan.