Sudah 18 tahun Pria yang akrab di sapa Mubaidi (46) ini terbaring di kasur miliknya. Tinggal dibalik gunung lawang dusun si Jabung Desa Pengarengan Rt 01 Rw 01. Kalibawang Wonosobo Jawa Tengah.
Masih jelas di ingatanya tanggal 02 November 1997. Sepulang dari pengajian memperingati Isro’ Mi’roj dia mengalami kecelakaan tunggal terjatuh dari sepeda motor saat melintasi jembatan darurat yang terbuat dari rangkaian bambu. Itulah hari dimana kehidupan Mubaidi berubah 180 derajat. Awalnya beliau merasa sakit pada saat buang air besar. Semakin lama,penyakitnya semakin parah, sudah sering di bawa ke dokter tetapi sakitnya tak kunjung sembuh.
Himpitan ekonomi keluarga yang ahirnya membuat pengobatan menjadi berhenti. Dan berbagai penyakitpun hinggap di tubuh kurus beliau. Ambien dan hernia sering kali tak kuasa dia tahan jika sudah menyerang. Air mata dan takbir lah yang jadi senjata utama untuk bertahan. 18 tahun lumpuh dan 18 tahun pula beliau menahan sakit.
Ketika awal awal sakit beliau menghibur diri dengan menulis kaligrafi dan membaca buku buku keagamaan. Semakin lama tubuhnya sudah tidak mampu lagi untuk di gerak kan. Mulai dari situ beliau menghafal Alquran. Beliau berjuang keras meniti satu demi satu ayat Alquran untuk di hafalkan. Anak ke dua dari tiga bersaudara ini bukan hanya menghafal saja tetapi juga paham setiap makna dari ayat ayat Alquran.
Semoga Tulisan ini bisa membuka mata kita, atas penderitaan, perjuangan, semangat hidup, rasa sakit dan himpitan ekonomi yang di alami oleh mas Mubaidi.
Semoga ini juga bisa membikin kita untuk ikut membantu meringankan sakit beliau. Membantu pengobatan beliau. Dan bukankah saling meringankan itu bisa memperindah jalinan persahabatan. #ayobantumubaidi.
Penulis maizidah salas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H