Mohon tunggu...
MAITSAA ALIIFAH
MAITSAA ALIIFAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

43221010100 - Dosen Pengampu: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

A-301_Kuis 1: Teknologi Sistem Informasi Akuntansi dengan Pemikiran Mahatma Gandhi

6 April 2023   20:52 Diperbarui: 6 April 2023   22:53 1065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

NIM : 43221010118

Nama : Maitsaa Aliifah

Kampus : Universitas Mercu Buana

Matkul : Sistem Informasi Akuntansi

                                                                                                                                     

Mahatma Gandhi memiliki nama asli Mohandas Karamchand Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869 di Porbandar, Kathiawar, India yang sekarang dikenal dengan nama Gujarat, India Barat. Mahatma Gandhi adalah tokoh penting yang terlibat dalam Gerakan Kemerdekaan India. Mahatma merupakan seorang pemimpin spiritual dan pilikus india serta seorang aktivis pergerakan yang tidak menggunakan kekerasan dan mengusung gerakan kemerdekaan melalui aksi demonstrasi damai yang dikenal sebagai “Bapak Bangsa India” dan “Mahatma” yang berarti “Jiwa Agung” (great soul).

Gandhi dilahirkan oleh Putibai, yang merupakan istri keempat dari anggota dewan negara bagian Rajkot, Karamchand Gandhi pada 2 oktober 1869. Putibai adalah pemeluk agama Hindu yang taat. Sehingga rumah yang ia tempati, sekaligus untuk membesarkan seorang Gandhi, dipenuhi dengan pemujaan kepada Dewa Wisnu, dengan kecondongan terhadap aliran Jainisme. Keyakinan ajaran Jainisme yakni hidup tanpa kekerasan dan segala yang di alam adalah abadi. Lingkungan tumbuh yang demikian kemudian membentuk prinsip hidup Gandhi yang terkenal “pergerakan tanpa kekerasan”.

Mahatma Gandhi pernah melakukan studi di University College London, dia merupakan salah satu pribumi yang beruntung bisa mengecap pendidikan di luar negeri. Setelah menyelesaikan studinya di University College London Gandhi menjadi sarjana hukum dan kembali ke India menjadi seorang pengacara di Bombay namun di profesi ini Gandhi tidak sukses. Kemudian Mahatma Gandhi berpindah ke Afrika Selatan tepatnya di Durban bergabung dengan biro hukum India.

Di afrika selatan Gandhi mengamati adanya penindasan ras yaitu kulit putih yang menindas kulit hitam di afrika selatan yang disebut dengan apartheid. Sejak saat itu pula ia ikut turun untuk memperjuangkan ras hitam dan melakukan perjuangan pasif dan non kooperatif yang berakibat Mahatma Gandhi sering dipenjara. Ketika terjadi perang Boer, Ia menjadi pemimpin korps ambulans tentara Inggris serta menjadi pemimpin pula di unit Palang Merah. Hingga kemudian, Gandhi memutuskan untuk menjadi seorang aktivis politik yang bertujuan untuk mengubah hukum-hukum diskriminatif tersebut. Gandhi juga membentuk sebuah gerakan non-kekerasan.

Gandhi selalu mencontohkan bahwa kita dapat melawan ketidakadilan tanpa melakukan kekerasan. Selama tinggal di Afrika selatan Gandhi mulai mengembangkan idenya yang disebut dengan Ahimsa yang artinya anti kekerasan dan mengajarkan orang-orang india yang hidup di sana tentang cara bagaimana menerapkan Ahimsa untuk mengatasi berbagai ketidak adilan yang mereka alami.

Gandi kembali ke India lagi setelah tuntutan warga India dikabulkan oleh Inggris. Ketika kembali ke India, gandhi membantu dalam proses kemerdekaan India dari tangan jajahan Inggris, Gandhi melakukan perlawanan terhadap penjajahan Inggris menuntut otonomi India dengan konsep Satyagraha (kebenaran dan keteguhan), hal ini memberikan inspirasi bagi rakyat di koloni-koloni lainnya agar berjuang mendapatkan kemerdekaannya dan memecah Kemaharajaan Britania untuk membentuk Persemakmuran

Saat di India, Gandhi melakukan perlawanan terhadap penjajahan Inggris menuntut otonomi India dengan konsep Satyagraha (kebenaran dan keteguhan). Perlawanan non kooperasi dipimpin oleh Gandhi dengan melakukan peletakan jabatan serta pemogokan masal oleh rakyat India. Gandhi menganggap bahwa kemelaratan yang saat itu terjadi di India dikarenakan adanya eksploitasi dan penjajahan Inggris.

Perbedaan Agama dan suku yang dianut rakyat India kala itu yakin bahwa India perlu dipecah menjadi bebrapa negara agar kelompok yang berbeda dapat mempunyai negara mereka sendiri. Banyak yang ingin agar para pemeluk agama Hindu dan Islam mempunyai negara sendiri. Gandhi adalah seorang Hindu yang memiliki pemikiran-pemikiran dari agama lain termasuk Islam dan Kristen. Gandhi percaya bahwa manusia dari segala agama harus mempunyai hak yang sama dan hidup bersama secara dalam di dalam satu negara.

Pada tahun 1947, India menjadi merdeka dan pecah menjadi dua negara yaitu India dan pakistan. Hal tersebut tidak disetujui oleh Gandhi. Sementara pergerakan terus berlangsung, Gandhi tetap terus melanjutkan pencarian kebenaran dan merancang strategi yang sesuai untuk menghadapi musuh. Gandhi menyebutnya sebagai Satyagraha yaitu Penegakan Kebenaran.

Gandhi meyakini bahwa dengan melihat penderitaan seseorang yang menegakkan kebenaran pasti akan memberi pengaruh dan akan menyentuh nurani pelaku kesewenangan dari musuh. Dengan prinsip tersebut, Satyagraha kemudian dijalankan secara luas dan efektif dalam memperjuangkan kemerdekaan. Perjuangan Gandhi akhirnya mencapai titik puncak dimana Inggris tidak lagi sanggup bertahan menentang ribuan rakyat yang menentang jajahan Inggris dengan melakukan aksi-damai menuntut kemerdekaan.

Gandhi ketika mencetuskan pemisahan pakistan menuai banyak kecaman. Banyak bentrokan terjadi antara Hindu dan Muslim. Gandhi menghimbau adanya kerukunan bagi kedua umat tersebut. Ketika terjadi kerusuhan-kerusuhan Gandhi berpuasa untuk mewujudkan perdamaian. Gandhi meyakini bahwa setiap usaha dan perjuangan yang dilakukan oleh mereka yang dibimbing langsung olehnya dalam menjalankan Satyagraha dan karena ajaran dan pelatihan satyagraha tersebut perjuangan mereka membawa hasil.  

Sayangnya, bentrokan tersebut hanya berhasil berhenti selama seminggu. Ada beberapa orang dari masing-masing golongan yang akhirnya membenci dirinya dan tetap melakukan pemberontakan. Saat sedang akan berdoa Gandi meninggal akibat penembakan yang dilakukan oleh seorang nasionalis ekstrim dan Hindu fanatik bernama Nathuram Godse, yang menentang keputusannya perihal perekonomian untuk penduduk Pakistan. Orang tersebut menembaknya karena berpikiran bahwa Gandhi terlalu memihak kaum muslim. Akibat kejadian tersebut, nyawa Mahatma Gandhi tidak bisa diselamatkan. Ia meninggal tak lama setelah ditembak. Rakyat India pun berduka atas kepergiannya. Jasad Gandhi kemudian dikremasi di daerah Rajghat, Delhi (tempatnya meninggal) dan abunya ditabur di banyak tempat untuk mengenang jasa-jasanya.

Mahatma Gandhi sering mengatakan jika nilai-nilai yang ada dalam setiap ajarannya sangat sederhana yang berdasarkan kepercayaan Hindu tradisional, yaitu kebenaran (Satya), non kekerasan (Ahimsa), larangan untuk membunuh (Nir), pemogokan nasional(Hartal), dan cinta pada produk dalam negeri (Swadesi).

  • Ahimsa
    Ahimsa memiliki arti tidak menyakiti. Secara luas, menyakiti yang dimaksud tidak hanya yang bersinggungan dengan fisik melainkan juga dengan perasaan. Artinya hal ini termasuk membenci dan memperalat yang dapat menimbulkan sakit hati orang lain. Gandhi senantiasa mendahulukan bentuk kasih sayang, tenggang rasa dan toleransi dengan demikian konsep ahimsa ini menekankan pada tindakan damai dalam menghadapi ketidakadilan.

  • Nir-Kekerasan
    Nir-kekerasan adalah larangan untuk membunuh yang ia peroleh dari ajaran kitab Injil. Pemikiran ini dipegang teguh oleh Gandhi karena dianggap parallel dengan konsep ahimsa. Realisasi nir-kekerasan dilakukan melalui menanggungkan penderitaan dengan rasa cinta dan kerelaan hati, hingga akan mampu meluluhkan hati musuh-musuh tanpa membunuh.

  • Satyagraha
    Satyagraha adalah gerakan yang digaungkan untuk melakukan perjuangan politik dan sosial. Secara bahasa satyagraha memiliki arti kebenaran. Pencarian kebenaran ini dilakukan dengan memperbaiki kesalahan menggunakan cinta damai dan anti kekerasan. Oleh karenanya, satyagraha kemudian lebih dikenal sebagai gerakan tanpa kekerasan.

  • Hartal
    Hartal diartikan sebagai pemogokan nasional. Ketika melakukan hartal maka kegiatan sosial dan buruh pabrik akan diberhentikan termasuk toko dan pasar yang ditutup. Hal ini merupakan alat protes politik yang cukup efektif untuk digencarkan.

  • Swadesi
    Swadesi adalah gerakan cinta produk dalam negeri. Swadesi digunakan Gandhi untuk bergerak mengingat sumber daya manusia di India yang besar, sehingga gerakan ini ditanamkan agar masyarakat tergerak untuk memproduksi kebutuhannya sendiri. Sebagai inisiasi, Gandhi memopulerkan industri pemintalan kapas menjadi kain, dengan demikian India mampu membuat pakaiannya sendiri. Swadesi bertujuan jangka panjang agar India mampu berdikari di atas kaki sendiri tanpa bergantung terhadap negara lain.

 Dokpri
 Dokpri
                                                                                                                                    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun