Sub tema : Dukungan Manajemen Sekolah dan Dinas Pendidikan
Oleh : Maisyah Nur Rasyifah
Pendidikan adalah hal dasar yang harus dimiliki setiap individu, pendidikan tidak hanya bisa di dapatkan melalui instansi/sekolah saja. Namun, pendidikan bisa kita temukan dalam keberagaman hidup bersama. Melihat pendidikan Indonesia yang sangat jauh dari kata sempurna, membuat kami para pelajar harus merasakan kerasnya tekanan dalam menguasai seluruh bidang kemampuan.
 Dibandingkan dengan negara lain, kami hanya bisa mentertawakan nasib diri dengan tuntutan pendidikan yang harus serba bisa untuk dikuasai. Jika sistem pendidikan seperti ini terus menerus dilakukan, maka Indonesia hanya akan terus berada dalam kategori negara berkembang.Â
Label negara dengan tingkat literasi paling rendah diraih oleh Indonesia, membuat sendu dari pada para tenaga pengajar. Karna sejauh ini mereka sudah melakukan yang terbaik, namun tuntutan pekerjaan membuat mereka harus melakukan apa yang menjadi perintah, bukan bertujuan kepada bagaimana mampu menghasilkan bibit yang baik untuk kemajuan negara ini.
Rekonstruksi untuk bidang pendidikan perlu dilakukan, satu persatu program diluncurkan untuk membenahi kekacauan yang terjadi selama ini, salah satunya adalah program merdeka belajar. Kurikulum merdeka yang memuat kebijakan seminim mungkin, disesuaikan dengan porsi kemampuan pelajar saat ini sudah mulai diterapkan secara perlahan.Â
Namun, hal ini tidak cukup jika harus mewujudkannya tanpa bantuan dari dinas pendidikan. Peran pemerintah yang berwenang menaungi dunia pendidikan harus berkontribusi mengarahkan kepada sistematika pendidikan yang lebih efektif. Pelajar harus mendapatkan arahan dan bimbingan yang baik sesuai dengan kemampuan mereka, hal ini semua didapatkan dari seorang tenaga pengajar.Â
Namun, kewajiban yang dilakukan tenaga pengajar tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya, jika tata pengelolan sekolah/instansi masih sama dengan kebijakan terdahulu. Hal utama yang perlu diubah adalah manajemen instansi/pihak sekolah terkait, mereka harus bisa memberikan pelatihan dan persiapan bekal kepada tenaga pengajar, bagaimana kita mampu menciptakan bibit unggul dengan tidak memberikan tekanan kepada para pelajar.
Banyak putra/putri meninggalkan tanah kelahirannya sendiri, setelah melihat dan merasakan kemirisan dalam dunia pendidikan di negeri ini. Hasil yang mereka dapatkan tidak diakui secara terhormat dan terpatri, malah dianggap sebagai bualan diri yang menginginkan validasi. Setelah lahirnya sumpah pemuda, memberikan harapan baru jika rakyat Indonesia mampu berdiri di kaki sendiri.Â
Namun, hasilnya tetap nihil tergerus kepentingan pribadi. Melihat sejauh dan hingga detik ini, pendidikan di Indonesia cukup bisa dikatakan miris dengan penolakan seribu alasan alibi demi mencerdaskan anak bangsa. Kebijakan pendidikan di Indonesia yang menekankan jika semua pelajar harus mampu menguasai seluruh bidang pendidikan, berbanding terbalik dengan kemampuan yang dimiliki oleh tiap pelajar.Â
Sistem pembelajaran yang memberikan tekanan, baik kepada tenaga pengajar dan pelajar tidak membuahkan hasil sedemikian rupa, malah hal yang terjadi berbanding terbalik dengan yang diharapkan.
Indonesia butuh perubahan yang membawa aksi nyata, rekonstruksi seluruh lapisan bidang yang membawa kepada kesejahteraan masyarakat perlu dilakukan. Bukan hanya sekedar bersua ria mengemukakan jaminan kesejahteraan dan kemajuan, namun hasilnya nihil tidak terwujud satupun. Rekonstruksi pendidikan adalah hal utama yang perlu dirombak, mengkategorikan minat individu untuk menekuni apa yang menjadi passionnya adalah satu hal yang perlu dilakukan, agar pendidikan dapat berjalan dengan kondusif.Â