Mohon tunggu...
MAINMAKAN AJAKUY
MAINMAKAN AJAKUY Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Unpar

Seorang Mahasiswa Fakultas Hukum UNPAR Angkatan 2022. Yang memiliki Hobi: Bermain Bola, Menonton Film, dan Mendalami Ilmu Sejarah & Konflik Dunia International. Panggilan saya oleh orang lain adalah Tonggor. Karena nama Kristian sudah terlalu banyak digunakan oleh orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rasa Chauvinisme atau Nasionalisme yang Bisa Menjadi Bumerang

20 Oktober 2022   12:38 Diperbarui: 20 Oktober 2022   12:47 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BAB I

KATA PENGANTAR

Pertama-tama, saya panjatkan puji serta syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena, rahmat & karuniannya. Saya dapat menyelesaikan Lembaran Essai ini dengan baik dan tepat dengan waktu yang ditentukan.

Makalah ini saya buat dalam rangka pemenuhan tugas saya, mengenai pembuatan sebuah Essai di mata kuliah PKN(Pendidikan Kewarganegaraan). Dan topik yang saya angkat pada kesempatan kali ini adalah Rasa Chauvinisme  atau Rasa Nasionalisme yang berlebihan. Topik ini saya angkat, karena saya menganggap bahwa pemilihan mengenai topik ini sangat bermanfaat dan berguna bagi kehidupan masyarakat. Karena isu-isu terkait dengan topik ini sangat relevan dengan kehidupan masyarakat.

 

Sebelum anda membaca Lembar Essai Singkat ini. Saya ingin menyampaikan  minta maaf terlebih dahulu. Karena, mungkin didalam penulisan Lembar Essai ini. Saya  salah  mencantumkan kalimat dalam setiap kalimatnnya. Serta  terjadi juga kesalahan penulisan kalimat maupun tanda baca dalam kalimat tersebut. Maka, atas kelalaian dan kecerobohan saya tersebut. 

Saya meminta tolong kepada anda sekalian dari lubuk hati  terdalam. Apabila menjumpai hal tersebut, dapat memberi tahu hal tersebut melalui email saya: kristianofel@gmail.com. Karena, pada hakekatnya saya tetaplah manusia yang tidak pernah luput dari kesalahan dan kecerobohan. Akhirnya, saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN/ANALISIS TOPIK 

A.Pengertian, Masalah Dan Contoh Kasus Chauvinisme

Chauvinisme adalah iatilah yang digunakan untuk merunjuk pada kesetiaan ekstrim terhadap Suatu pihak atau keyakinan tanpa mau mempertimbangkan pandangan alternatif. Istilah ini di gunakan sejak Sekitar tahun 1960-an, oleh kaum feminius untuk merunjuk  pada*Chauvinisme Laki-Laki* atau pandangan agresif sekaligus seksis yang dipegang oleh pria terhadap wanita.Istilah ini  berasal dari bahasa kata Perancis*Chauvinisme*yang berasal dari buah pemikiran Nicholas Chauvin. Salah satu tentara Napoleon Bonaparte. Nicholas menggunakan istilah ini untuk mewakili tokoh dengan Fanatisme tak logis terhadap suatu bangsa dan keyakinannya.

Pada zaman ini, sering kali orang salah menafsirkan Pengertian Chauvinisme ini dengan benar dan tepat. Sehingga, terkadang perbuatan dan tindakan yang dilakukan sering menyimpang dan salah dari norma serta aturan masyarakat. Dan imbas dari kekurangtidakpahaman mengenai arti Chauvinisme yang tepat, membuat banyak orang  mengekspresikan rasa Nasionalime mereka secara berlebihan atau sering diartikan dengan istilah*Chauvinisme*. Penerapan Chauvinisme yang salah ini dapat terjadi karena beberapa faktor yang melatarbelakanginya. Seperti: Perasaan menganggap bangsa sendiri yang paling hebat. Sehingga, memunculkan rasa superior yang berlebihan. Yang  memunculkan sikap remeh terhadap bangsa lain. 

Di tambah  lagi dengan pimpinan negara  tersebut yang Diktator. Yang sangat memaksakan agar setiap warga negaranya memiliki pandangan yang sama seperti dirinya. Yang tidak bisa kita pungkiri, bahwa pandangan Diktator tersebut sering kali bernilai menyesatkan dan menjerumuskan. Sehingga, warga negaranya menjadi ikut-ikutan tidak waras dan tidak bermoral juga. Seperti pada kasus Perang Dunia 2 yang terjadi pada tahun 1939-1945. Dimana kala itu, Jerman selaku pihak yang memulai konflik tersebut. Sangat menganut Ideologi Chauvinisme  dari sudut pandang yang salah. 

Sehingga, perbuatan yang dilakukan negara tersebut, bukan menunjukan rasa nasionalisme yang baik melainkan malah menunjukan  rasa Fanatisme yang mengerikan. Dimana, budaya Fanatisme negara tersebut semakin digaungkan melalui pemimpin Jerman kala itu Adolf Hitler. Dengan cara melampiaskan kebenciannya kepada salah satu suku minoritas di negara Jerman yaitu suku Yahudi. Yang ia anggap sebagai sampah dan tikus bagi masyarakat Jerman. Karena, ia hanya menganggap  orang yang benar dan sah menjadi warga negara Jerman ialah suku Arya. Yang dimana, peristiwa pembantaian ini dikenal dengan sebutan*Holocaust* pada tahun 1941. Yang menewaskan 11-17 juta jiwa orang yang tak bersalah. Dengan korban yang tercatat paling banyak berasal dari suku Yahudi sebanyak 5,7 juta jiwa. Dimana pembantaian ini di lakukan hanya untuk memuaskan hasrat seorang pemimpin Diktator yang kejam dan tak bermoral.

BAB III

PENUTUP

 

A.Kesimpulan

Chauvinisme adalah rasa cinta tanah air atau sikap bangga menjadi bagian dari sebuah negara secara ekstrim. Tetapi, karena kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai arti sesunguhnya Chauvinisme dan  cara mengekspresiasikan rasa Nasionalis tersebut dengan tepat. Sering kali perbuatan atau tindakan yang mereka lakukan, untuk menunjukan kecintaannya terhadap sebuah negara yang dibelannya, membawa dampak negatif bagi orang lain dan masyarakat.

B. Saran

Saran yang dapat saya sampaikan untuk mencegah atau menanggulangi agar kejadian tersebut tidak terulang kembali adalah dengan cara mendidik warga negara tersebut dengan nilai  dogmatis  ajaran negara yang benar. Serta memberikan sebuah penyuluhan mengenai ajaran bagaimana cara mengekspresikan rasa cinta tanah air yang baik melalui sebuah kegiatan yang diselenggarakan oleh negara melalui pemerintah. Semua  ini dapat terjadi bila ada kesadaran bersama  untuk memperbaiki diantara pihak pemerintah sebagai fasiliator maupun warga negaranya sebagai subjek sekaligus objek yang dididik untuk menjadi individu atau pribadi yang lebih baik lagi. Dan tidak lupa juga, saya menghimbau bagi setiap warga negara agar  bijak untuk menggunakan hak suaranya dalam hal memilih pemimpin sebagai wakil rakyat di sebuah negara. Karena, pemimpin/wakil rakyat yang terpilih tersebut. Akan sangat menentukan perkembangan dan perjalanan ke arah mana negara tersebut akan berada. Bisa mengarah ke arah  positif maupun negatif. Oleh karena itu, marilah kita memperbanyak ilmu pengetahuan dan wawasan kita. Agar kita tidak mudah disesatkan dan dijerumuskan oleh orang-orang yang egois dan tidak memiliki nilai moralitas yang baik dan wajar. 

Demikianlah, sebuah Lembaran Essai dapat saya sampaikan. Saya harap dengan tema atau pokok bahasan yang saya angkat dalam Lembaran Essai ini . Dapat  berguna bagi perkembangan pengetahuan dan pendidikan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Atas perhatian dan waktu kalian , saya ucapkan terima kasih!!!

DAFTAR PUSTAKA

 

Knowledge, Online Populer. 2019. “Apa itu Chauvinisme? Fakta, Sejarah & Informasi Lainnya”, https://www.amazine.co/25275/apa-itu-chauvinisme-fakta-sejarah-informasi-lainnya/#:~:text=Istilah%20ini%20berasal%20dari%20kata,yang%20setia%20kepada%20Napoleon%20Bonaparte, diakses pada 14 October 2022 Pukul 17.20.

 

Fajri, Dwi Latifatul. 2022. “Pengertian Chauvinisme, Ciri-Ciri,

Dampak, dan Contohnya”, https://www.google.com/amp/s/katadata.co.id/amp/agung/berita/624d2466be55e/pengertian-chauvinisme-ciri-ciri-dampak-dan-contohnya, diakses pada  14 October 2022 Pukul 18.45.

 

Pedia, Wiki. 1939-2022. *Holokaus*, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Holokaus, diakses pada 14 October 2022 Pukul 20.15.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun