Pada zaman ini, sering kali orang salah menafsirkan Pengertian Chauvinisme ini dengan benar dan tepat. Sehingga, terkadang perbuatan dan tindakan yang dilakukan sering menyimpang dan salah dari norma serta aturan masyarakat. Dan imbas dari kekurangtidakpahaman mengenai arti Chauvinisme yang tepat, membuat banyak orang  mengekspresikan rasa Nasionalime mereka secara berlebihan atau sering diartikan dengan istilah*Chauvinisme*. Penerapan Chauvinisme yang salah ini dapat terjadi karena beberapa faktor yang melatarbelakanginya. Seperti: Perasaan menganggap bangsa sendiri yang paling hebat. Sehingga, memunculkan rasa superior yang berlebihan. Yang  memunculkan sikap remeh terhadap bangsa lain.Â
Di tambah  lagi dengan pimpinan negara  tersebut yang Diktator. Yang sangat memaksakan agar setiap warga negaranya memiliki pandangan yang sama seperti dirinya. Yang tidak bisa kita pungkiri, bahwa pandangan Diktator tersebut sering kali bernilai menyesatkan dan menjerumuskan. Sehingga, warga negaranya menjadi ikut-ikutan tidak waras dan tidak bermoral juga. Seperti pada kasus Perang Dunia 2 yang terjadi pada tahun 1939-1945. Dimana kala itu, Jerman selaku pihak yang memulai konflik tersebut. Sangat menganut Ideologi Chauvinisme  dari sudut pandang yang salah.Â
Sehingga, perbuatan yang dilakukan negara tersebut, bukan menunjukan rasa nasionalisme yang baik melainkan malah menunjukan  rasa Fanatisme yang mengerikan. Dimana, budaya Fanatisme negara tersebut semakin digaungkan melalui pemimpin Jerman kala itu Adolf Hitler. Dengan cara melampiaskan kebenciannya kepada salah satu suku minoritas di negara Jerman yaitu suku Yahudi. Yang ia anggap sebagai sampah dan tikus bagi masyarakat Jerman. Karena, ia hanya menganggap  orang yang benar dan sah menjadi warga negara Jerman ialah suku Arya. Yang dimana, peristiwa pembantaian ini dikenal dengan sebutan*Holocaust* pada tahun 1941. Yang menewaskan 11-17 juta jiwa orang yang tak bersalah. Dengan korban yang tercatat paling banyak berasal dari suku Yahudi sebanyak 5,7 juta jiwa. Dimana pembantaian ini di lakukan hanya untuk memuaskan hasrat seorang pemimpin Diktator yang kejam dan tak bermoral.
BAB III
PENUTUP
Â
A.Kesimpulan
Chauvinisme adalah rasa cinta tanah air atau sikap bangga menjadi bagian dari sebuah negara secara ekstrim. Tetapi, karena kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai arti sesunguhnya Chauvinisme dan  cara mengekspresiasikan rasa Nasionalis tersebut dengan tepat. Sering kali perbuatan atau tindakan yang mereka lakukan, untuk menunjukan kecintaannya terhadap sebuah negara yang dibelannya, membawa dampak negatif bagi orang lain dan masyarakat.
B. Saran
Saran yang dapat saya sampaikan untuk mencegah atau menanggulangi agar kejadian tersebut tidak terulang kembali adalah dengan cara mendidik warga negara tersebut dengan nilai  dogmatis  ajaran negara yang benar. Serta memberikan sebuah penyuluhan mengenai ajaran bagaimana cara mengekspresikan rasa cinta tanah air yang baik melalui sebuah kegiatan yang diselenggarakan oleh negara melalui pemerintah. Semua  ini dapat terjadi bila ada kesadaran bersama  untuk memperbaiki diantara pihak pemerintah sebagai fasiliator maupun warga negaranya sebagai subjek sekaligus objek yang dididik untuk menjadi individu atau pribadi yang lebih baik lagi. Dan tidak lupa juga, saya menghimbau bagi setiap warga negara agar  bijak untuk menggunakan hak suaranya dalam hal memilih pemimpin sebagai wakil rakyat di sebuah negara. Karena, pemimpin/wakil rakyat yang terpilih tersebut. Akan sangat menentukan perkembangan dan perjalanan ke arah mana negara tersebut akan berada. Bisa mengarah ke arah  positif maupun negatif. Oleh karena itu, marilah kita memperbanyak ilmu pengetahuan dan wawasan kita. Agar kita tidak mudah disesatkan dan dijerumuskan oleh orang-orang yang egois dan tidak memiliki nilai moralitas yang baik dan wajar.Â
Demikianlah, sebuah Lembaran Essai dapat saya sampaikan. Saya harap dengan tema atau pokok bahasan yang saya angkat dalam Lembaran Essai ini . Dapat  berguna bagi perkembangan pengetahuan dan pendidikan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Atas perhatian dan waktu kalian , saya ucapkan terima kasih!!!