oleh Maini Yarsi.B
Pertemuan rutin keluarga  besar H.Bustamam yang diadakan di kampung tiap  bulan, kali ini dibarengi dengan makan bajamba dengan menggunakan lembaran daun pisang yang di bentangkan sepanjang ruangan keluarga.Â
Semua anak dan cucu beliau hadir dalam pertemuan itu, kecuali hanya beberapa orang saja dari cucu-cucu beliau yang tidak bisa hadir ,karena ada tugas sekolah yang harus diselesaikan dalam waktu mendesak.
Pada pertemuan sabtu ke-4 bulan februari ini, setelah sholat magrib, kami makan bajamba dengan menu yang sudah disiapkan bersama,yaitu "samba baluik lado hijau" merupakan lauk khas" makan bagadang" ala kampung yang sudah menjadi tradisi di kampung kami.Â
Untuk mempersiapkan itu dilimpahkan pada  anggota keluarga yang tinggal di rumah , dan saudara yang  tinggal dekat di sekitar area kampung dan tidak jauh dari rumah keluarga H.Bustamam.
Makan bajamba, dengan suasana yang cukup menggembirakan. Semua ikut menambahkan lauk dan sayur ke dalam hidangan daun pisang. Ada juga yang mengambil tempat cuci tangan, ada yang membagikan kerupuk, ada yang sibuk buat video , dibarengi tawa dan canda serta senyum kedua orang tua ,menyaksikan kenikmatan makan bersama di rumah.
 Selesai makan kami rehat sejenak sambil menuggu waktu sholat isya, sembari bersih-bersih ruangan , karena ruangan keluarga  akan di pakai untuk sholat jamah bagi kaum hawa.
Semua ikut membersihkan , ada yang mengambil sisa tulang yang ada di daun pisang, ada juga yang mengambil sisa lauk yang masih belum tersentuh, karena berlebih. Kami menikmati makan dengan puas dan kemudian bersiap-saip untuk menunaikan sholat Isya.
 kaum laki-laki sholat berjama'ah di mushalla  yang tidak jauh dari rumah. Mereka lebih cepat selesai karena sholat di awal waktu . Sedangkan kaum hawa sedikit terlambat karena menunggu antrian whudu' , karean tempat whuduk juga terbatas . Sehingga acara inti yaitu "tausyiah dari H. Bustamam" agak terundur.Namun tidaklah mengurangi makna kehadiran kami dalam pertemuan itu.
Setelah semua selesai menunaikan sholat jamaah ,acara peretemuan keluarga di buka oleh anak tertua atau yang siapa ditunjuk. Semua anak dan cucu duduk melingkar di ruangan rumah yang berukuran sekitar  4 x10 m , semua bersandar pada dinding ruangan, dan hanya Ayah dan beberapa orang saja yang berada di kursi ruang tamu yang berhubungan langsung dengan ruang keluarga tersebut. Ayah yang merupakan sebutan khusus kami semua pada beliau yang bernama H, Bustamam duduk di paling ujung depan berhadapan langsung dengan kami.
Tausyiah yang disampaikan ayah kali ini adalah tentang bacaan sholat. Beliau bertanya kepada kami "Apa makna sholat itu ? ada yang menjawab dzikir, ada yang menjawab do'a.Â
Beliau melanjutkan dan menegaskan bahwa sholat itu hakekatnya do'a,jika bacaan sholat kita salah, artinya juga salah,timpal beliau. Berarti do'a yang kita sampaikan juga berbeda dengan yang seharusnya." Maka bagaimana suapaya bacaan sholat kita tidak salah ?tanya beliau lagi." Belajarlah, banyak bertanya, banyak mendengar dan amalkan" lanjut beliau.
"Kemudian, setelah bacaan sholat kita dibenarkan, maka sempurnakan cara-cara sholat kita seperti takbir, rukuk, sujud dan sebagainya" lanjut beliau.
" Sudah mengertikah anak dan cucu ayah semuanya ? Kembali beliau bertanya.
"Sudaaah! Kata kami serempak...sambal tersenyum.
"Coba ulangi kesimpulannya! kata ayah pada salah seorang anak beliau.
Kami ikut menjawab secara bersama, apa kesimpulan tausyiah hari itu. Kami juga bersepakat untuk melatih bacaan sholat kami di rumah masing-masing. Untuk diuji Kembali pada pertemuan berikut. Apakah tajwid dan cara keluar huruf hijaiyah yang berjumlah 28 itu sudah benar terucap dari lidah masing-masing? .Ini perlu diuji dan dan di latih terus sampai fasih. Kami menyadari sekali bahwa masih banyak kekurangan kami semua, dan kami bertekad untuk memperbaikinya.
Disamping apa yang sudah di sampaikan ayah di atas, beliau juga mempertegas bahwa malan yang akan ditanya nanti di kubur juga mengenai sholat. "Apakah sudah benar sholat kita? Baik bacaan ataupun fi'ilnya(perbuatan). "Marilah kita benarkan bacaan sholat kita dan kita sempurnakan cara mengerjaknnya, hingga kita bisa khusuk dalam menjalankan amal sholat ini.
Setelah kesimpulan tausyiah ayah, dilanjutkan dengan serba serbi persoalan yang penting disampaikan dari masing-masing anak atau menantu mulai dari anak tertua sampai yang terkecil. Akhirnya  selesai acara hampir jam 10 malam. Berhubung diantara kami Sebagian akan balik ke rumah masing-masing dan  tidak bisa nginap. Sebelum semua pergi acara ditutup terlebih dahulu  dengan do'a bersama .Tidak lupa do'a penutup majlis serta ucapan Alhamdulillah.
Kami bubar dan saling bersalaman mulai dari ayah dan ibu, kakak tertua sampai yang terkecil hingga cucu-cucu. Dan bersiap-siap pulang ke rumah masing-masing sembari mengucapkan salam. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selesai
Sawahlunto, 28 Februari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H