Jogja merupakan sebuah kota yang selalu membawa kenangan entah itu kenangan manis atau pahit. Sudah pasti, kita akan selalu pulang ke kota yang Istimewa ini. Kesenian yang masih pekat disana melahirkan berbagai seniman yang ternama dan dikenal oleh masyarakat Jogja dan masyarakat luas diberbagai daerah. Dan saya sendiri sangat tertarik tentang kesenian Jogja ini.
Pada sebuah acara karya seni dan kreatifitas Jogja yang bernama Artjog, saya dan teman mengunjungi tempat tersebut karena kita berdua sama sama tertarik dengan kesenian. Pada saat itu saya dan teman saya berangkat dari Purwokerto pukul 6 pagi. Perjalanan yang ditempuh sekitar 8 jam karena kita tidak memaksakan jika merasa lelah kita istirahat di rest area. Sesampainya di Jogja kita langsung beristirahat di Hotel terlebih dahulu lalu langsung tancap gass ke tujuan kita yaitu Artjog yang berada di Jogja Museum Nasional.
Harga tiket masuk Museum Artjog ini tergolong mahal sekitar Rp. 75.000 tetapi bagi saya harga dan experience yang di dapatkan saat melihat karya seniman-seniman berbakat ini sangat amat worth it.
ARTJOG adalah peristiwa seni yang berperan sebagai ruang pertemuan bagi gagasan-gagasan baru dalam kesenian dan kreatifitas. Sekaligus juga memiliki fungsi sebagai ruang berbagi pengetahuan dan pengalaman estetika serta perkembangan seni terbaru.
Bekerja di bawah naungan Yayasan Hita Pranajiwa Mandaya, ARTJOG hadir sebagai sebuah festival yang mewadahi proses berkesenian dan kreasi yang mutakhir. Hal ini diwujudkan melalui pameran seni rupa dan berbagai presentasi program seni dan edukasi yang terus menyuguhkan tawaran pengalaman baru.
Hal ini merupakan salah bentuk komitmen ARTJOG untuk terus mengikis sekat-sekat yang membatasi praktik dan pemaknaan dalam kesenian, sambil terus menumbuhkan dan merawat jejaring antara seniman, pasar, pemangku kebijakan, dan publik yang selama ini telah terbangun dengan baik.
Awal mula Artjog sendiri hadir pada tahun 2008 bernama Jogja Art Fair dan hingga tahun-tahun berikutnya selalu hadir dengan karya dari seniman yang berbeda. Seperti ingin mengenalkan pada seluruh masyarakat Indonesia bahkan masyarakat luar Indonesia tentang karya-karya yang mahal dan memiliki banyak arti. Kebetulan pada saat saya berkunjung Artjog memiliki tema ARTS IN COMMON -- EXPANDING AWARENESS
Tema ini dimaknai sebagai upaya perluasan kesadaran antara seniman dan khalayak dengan mereflekasikan realitas kini, masa depan, serta harapan-harapan yang harus diwujudkan. Setelah berkeliling dan melihat-lihat karya yang ditampilkan saya semakin kagum pada seniman-seniman yang ada di Indonesia ini.
Seniman ini menuangkannya dalam visualisasi 3 dimensi, dengan sebuah kursi kebidanan untuk melahirkan dari tahun 1910, sarat dengan cerita kelahiran dan kematian.
Sebuah karya milik Jay Subyako yang berjudul 'No More Babies' ingin menyampaikan kesadaran atas ringkihnya bumi yang dipijak 7 miliar manusia, lemahnya penegakan hukum hak asasi manusia dan hilangnya tokoh-tokoh tauladan bangsa.