Mohon tunggu...
Maimunah S. Cahyono
Maimunah S. Cahyono Mohon Tunggu... -

Hanya Ibu Rumah Tangga, yg menyempatkan diri untuk belajar bersama anak-anak PAUD.\r\n\r\nKegiatan tambahan, belajar Mencintai kata, belajar menghargai kata, belajar untuk menulis kata-kata, berharap terangkai menjadi kalimat indah penuh makna.\r\n\r\nTerus Belajar, Terus Mencoba, Terus Berbuat...\r\nBerharap hidup akan lebih Indah dan Bermakna. Berharap akan Indah Pada Waktunya....\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Relung Hati (Catatan Hati Rani)

5 Oktober 2011   10:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:18 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada yang tak bisa ku baca dari gerak bibirmu

Ada yang tak bisa ku tatap lebih dalam binarnya matamu

Ada yang tak bisa ku raba dari hangatnya pelukanmu

 

Hati..

Kadang raga memaksa..

Untuk menerobos celah mu disana

Bodoh...

Tentu saja takkan bisa

Satu Jawaban

Akhirnya ....

 

Meski IA tak bersuara

Tanyakan saja pada diri-Nya...!

Meski tak melihat-Nya

Sampaikan saja kepada-Nya...!

Mengapa sibuk mencari-cari

Dia Maha Dekat

Sedekat urat nadi

Kawan, Curhat saja pada diri-NYA...!

Ajaknya kepadaku...

 

Zaman...

Aku risau setelah mata terpejam dalam sebuah bekas

Ku paksa engkau

Ku larang engkau

Ku mohon kepada engkau

Endapkan rasa ini....

 

Biarlah ia mengingat

Apa yang menjadi ingatannya

Biarlah ia membayangkan

Apa yang menjadi bayangannya

Biarlah ia mengukir asa

Seperti asa yang tepahat dalam hatinya

 

Karena..

Aku yakin..

Aku tak bisa menyibak hatinya

Menguak kabut yang bersemayam

Hingga ku terawang angan-angan

Hingga  mampu ku terjemahkan

Karena...

Aku tak punya kuasa

Untuk aku perankan disana

 

Mereka-reka

Qila wa qila

Ah…

Sungguh..

Jika aku memaksa

Aku seperti sedang memotong urat nadiku sendiri..

Aku takkan membaca mantra hitam

Yang akan mencekikku sendiri

 

Sudahlah...tepiskan itu...

Yang terpenting

Di persimpangan malam

Di sudut ruang...

Ia temui aku dalam saung CINTA

Membawa HATI

Sejuta beraroma RINDU

Sejuta berwarna KASIH

Selamanya

Meski..............

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun