Nika melirik jendela. Wanita muda berpakaian sederhana itu masih di sana. Ia berbisik-bisik dengan anak perempuan berseragam putih merah di sebelahnya. Apa yang mereka inginkan? Sudah setengah jam mereka mengintip etalase toko.
Nika berjalan ke luar. Cepi yang sedang mengaduk adonan memandang heran. "Mau kemana, Nik?"
"Ke depan." Gadis mungil itu terus melangkah.
"Ibu, ada yang bisa saya bantu?" Nika menghampiri wanita berbando di teras toko.
"Mm, saya Lily, mau membeli kue untuk Mona, tapi uang saya tak cukup." Ia tergagap. "Dia berulang tahun hari ini."
"Mona ini putri Ibu?"
Gadis kecil di sampingnya mengangguk. "Iya, Tante. Mama sudah janji beliin kue."
"Oh, mari masuk dulu." Nika membuka pintu kaca.
Mereka bersama-sama ke etalase. "Mona mau yang mana?" tanya Nika ramah.
Gadis cilik itu menunjuk kue tart putih bergambar Princess Elsa.
"Sepertinya mahal, Mon," desah Lily lirih.
"Yang itu seratus lima puluh ribu, Bu," sahut Tria menghampiri.
Lily merogoh dompet dan menghitung uang. "Cuma ada tujuh puluh lima ribu tiga ratus. Itu pun untuk uang belanja besok." Wajahnya memelas.
"Tapi, Mama sudah janji." Bocah kecil itu mulai merajuk.
"Mon, kita beli kue lain saja, ya?" bujuk Mamanya.
Mona tak menyahut. Bibirnya mengerucut dan air mata mulai meleleh di pipinya. Ia mengangguk. "Terserah Mama saja," katanya pasrah.
"Mama ingin membeli, Mon, tapi besok kita makan apa? Papa sakit, belum bisa ngojek." Lily berjongkok di depan putrinya, membujuk.
Nika yang menyaksikan merasa trenyuh. "Mona mau cupcake? Gratis."
Bocah itu tak menyahut. Ia menekuri ujung sepatunya.
"Apa boleh saya bekerja di sini, Mbak? Sebagai gantinya saya minta kue itu ditambah dengan seluruh uang ini." Lily menatap Nika penuh harap.
"Bagaimana, ya ...?"
Mey datang membawa sebaki roti yang baru dipanggang. Aroma sungguh menggoda.
"Ada apa, Nik?" tanyanya sambil menyusun ke dalam display.
"Mona ini berulang tahun. Dia ingin tart itu, tapi uangnya nggak cukup. Ibunya menawarkan untuk bekerja di toko sebagai ganti."
"Oh? Bantu bersih-bersih bisa? Kita kewalahan mencuci gelas dan bersih-bersih meja, apalagi kalau ramai pengunjung."
"Betul, Nik." Tria mengangguk.
Nika menatap Lily. "Kami bisa menerima, tapi untuk sebulan."
pegawai dan digaji. Nanti kita bicarakan."
"Saya sebulan bekerja untuk mengganti kue tart?"Nika tertawa. "Bukan. Kami butuhMey mengeluarkan tart Princess Elsa. "Saya berulang tahun bulan ini. Bagaimana kalau kita merayakannya bersama-sama, Mon?" Ia mengedipkan mata. "Kuenya biar Tante yang traktir, kamu tiup lilinnya, ya?"
Mona seketika berbinar. "Boleh?"
"Tentu saja!" Mey tertawa. Diletakkannya kue itu diatas meja. "Berapa usiamu?"
"Sembilan."
"Oke." Mey menempelkan lilin angka sembilan lalu menyalakan. "Ayo, Cepi, Nik, Tri, Dodo!" Keempat temannya itu datang dan mereka menyanyikan lagu ulang tahun bersama-sama. Setelah prosesi memotong kue, Mey membungkus sisanya dan memberikan pada Lily. "Silakan dibawa, Bu, untuk Papa Mona di rumah. Semoga cepat sembuh."
"Terima kasih, Mbak. Saya akan membawanya nanti sepulang kerja."
"Jam lima nanti bisa datang?" tanya Nika.
"Bisa, Mbak."
"Kalau begitu nanti sore saja kemari lagi. Kasihan Mona, biar istirahat dulu."
"Baik, Mbak. Ya, Allah, terima kasih." Ia menyalam mereka satu persatu.
Nika, Mey, Cepi, Tria dan Dodo serempak tersenyum. "Selamat bergabung di Toko Roti Berkisah."
Kotabaru, 14 Mei 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H