"Yang itu seratus lima puluh ribu, Bu," sahut Tria menghampiri.
Lily merogoh dompet dan menghitung uang. "Cuma ada tujuh puluh lima ribu tiga ratus. Itu pun untuk uang belanja besok." Wajahnya memelas.
"Tapi, Mama sudah janji." Bocah kecil itu mulai merajuk.
"Mon, kita beli kue lain saja, ya?" bujuk Mamanya.
Mona tak menyahut. Bibirnya mengerucut dan air mata mulai meleleh di pipinya. Ia mengangguk. "Terserah Mama saja," katanya pasrah.
"Mama ingin membeli, Mon, tapi besok kita makan apa? Papa sakit, belum bisa ngojek." Lily berjongkok di depan putrinya, membujuk.
Nika yang menyaksikan merasa trenyuh. "Mona mau cupcake? Gratis."
Bocah itu tak menyahut. Ia menekuri ujung sepatunya.
"Apa boleh saya bekerja di sini, Mbak? Sebagai gantinya saya minta kue itu ditambah dengan seluruh uang ini." Lily menatap Nika penuh harap.
"Bagaimana, ya ...?"
Mey datang membawa sebaki roti yang baru dipanggang. Aroma sungguh menggoda.