Mohon tunggu...
Maimai Bee
Maimai Bee Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Hai. Saya Maimai Bee, senang bisa bergabung di Kompasiana. Saya seorang ibu rumah tangga yang mempunyai tiga orang putra. Di sela waktu luang, saya senang membaca dan menulis. Salam kenal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pekerjaan Rumah (Bagian 2)

1 Februari 2023   10:05 Diperbarui: 1 Februari 2023   10:12 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adinda seketika cemberut. Bibirnya mengerucut. "Sudah kubilang jangan cerewet. Sini bukuku," katanya kesal."Maaf, Din, tapi tulisannya lain. Bagus banget," kata Lala tak mau kalah.

"Mana, coba kulihat?" ujar Janu dari belakang.

"Stt, Ibu Desi sudah masuk," bisik Timo. Ternyata bel tanda masuk sekolah sudah berbunyi. Mereka tidak memperhatikan karena sibuk mengobrol.

"Selamat pagi, Anak-Anak," sapa Bu Desi dari depan kelas.

"Selamat pagi, Bu," jawab murid-murid serempak.

"Sebelum pelajaran tema hari ini kita mulai, silakan kumpul PR Bahasa Indonesia minggu lalu. Bukunya dibuka, ya, biar gampang Ibu memeriksanya."

"Rian, tolong kumpulkan PR teman-temanmu semua," kata Bu Desi kepada ketua kelas IVB.

Rian segera berdiri dan berkeliling mengumpulkan PR. Kemudian ia meletakkannya di atas meja guru.

"Bagi yang tidak membuat PR boleh maju ke depan kelas," kata Bu Desi lagi.

Semua murid terdiam. Ada yang saling pandang-pandangan dan sebagian lagi hanya menunduk menatap meja di depan mereka.

"Ibu ingin kalian jujur. Apakah sudah buat PR semua?" tanya Bu Desi menegaskan.

"Sudah, Bu," jawab murid-murid keras.

"Baiklah, Ibu senang mendengarnya. Sekarang kita lanjutkan pelajaran hari ini. Tema kali ini tentang puisi. Ciri-ciri puisi adalah penyusunan baris dan bait. Bahasanya terikat oleh irama dan rima." Bu Desi mulai menjelaskan dan memberi beberapa contoh.

Setelah beberapa lama menerangkan, Bu Desi memberi tugas sekolah. Murid-murid diminta membuat dua buah puisi pendek tentang sekolah dan kebersihan kelas. Selagi mereka mengerjakan tugas, Bu Desi memeriksa PR di atas meja. Sesekali ia mengangkat kepala dan mengawasi sekeliling kelas.

"Adinda, kamu sudah selesai?" tanya Bu Desi setelah beberapa lama memeriksa PR.

Anak perempuan berkepang dua itu terkejut. "Belum, Bu," jawabnya gugup. Wajah cantiknya menjadi pucat pasi.

"Ibu mau tanya sebentar. PR kamu ini siapa yang mengerjakan?" tanya Bu Desi menatap Adinda lurus.

Seketika kelas yang tadinya senyap menjadi riuh. Semua mata menatap Adinda dan mulai berbisik-bisik.

Bersambung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun