Mohon tunggu...
Maimai Bee
Maimai Bee Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Hai. Saya Maimai Bee, senang bisa bergabung di Kompasiana. Saya seorang ibu rumah tangga yang mempunyai tiga orang putra. Di sela waktu luang, saya senang membaca dan menulis. Salam kenal.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Cuaca Ekstrim Efek Gas Rumah Kaca?

26 Januari 2023   09:55 Diperbarui: 26 Januari 2023   10:08 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cuaca ekstrim menerpa pada awal tahun 2023. Panas yang sangat terik disertai angin kencang lalu tiba-tiba diikuti oleh hujan deras terjadi di berbagai wilayah negara kita. Menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor di beberapa daerah. Iklim yang tidak bersahabat ini sepatutnya diwaspadai.

Perubahan iklim terjadi karena meningkatnya konsentrasi gas karbon dioksida dan gas-gas lainnya di atmosfer yang menyebabkan efek Gas Rumah Kaca (GRK). Peningkatan konsentrasi GRK tersebut, disebabkan oleh berbagai kegiatan manusia seperti emisi bahan bakar fosil, perubahan fungsi lahan, pembuangan limbah dan kegiatan-kegiatan industri.  

Tren data suhu global menunjukkan adanya peningkatan akibat pemanasan permukaan yang dialami hampir di seluruh bagian bumi. Hal ini ditandai dengan:

- perubahan suhu udara, kenaikan suhu global yang mencapai 2C
- curah hujan: di musim kemarau lebih kering dan musim hujan lebih basah
- kenaikan suhu permukaan laut, rata-rata suhu permukaan laut mengalami kenaikan 0.25C/dekade
- tinggi permukaan laut, meningkat antara 0.6 -- 1.2 cm/tahun
- salinitas permukaan laut, meningkat 0.3 0.2 psu/dekade
- tinggi gelombang laut, naik <1m dan dapat mencapai >1.5m
- kejadian cuaca ekstrim.

Perubahan iklim berdampak ke berbagai sektor kehidupan diantaranya pertanian, kesehatan, sumber daya air dan kelautan.

Bahaya perubahan iklim dapat menimbulkan bencana banjir, tanah longsor, kekeringan dan cuaca ekstrim. Juga dapat menimbulkan penyakit sensitif iklim seperti penyakit kulit, gangguan pernafasan, dan resiko meningkatnya penyakit yang disebabkan oleh vektor seperti Demam Berdarah dan Malaria.

Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi efek GRK? Berikut ini ada beberapa kegiatan ramah lingkungan yang bisa diterapkan:

1. Green building design: pembangunan rumah yang mengakomodir ruang hijau terbuka. Menyediakan biopori atau lubang resapan untuk mencegah banjir. Membuat banyak jendela dan ventilasi untuk mengurangi penggunaan AC.

2. Mengurangi konsumsi energi, menggunakan lampu LED yang ramah lingkungan dan mematikan peralatan listrik jika sedang tidak digunakan. Memanfaatkan cahaya matahari di siang hari.

3. Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan dan beralih ke energy listrik.

4. Penerapan 3R (reduce, reuse and recycle). Batasi penggunaan kantong plastik saat berbelanja.

5. Penerapan konservasi air, efisiensi penggunaan air.

6. Penggunaan renewable energy.

7. Reboisasi dan penanaman pohon/tanaman di sekitar rumah.

Dibutuhkan kesadaran dan tekad kita semua untuk menjaga kelestarian lingkungan. Semoga dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, dapat mengurangi efek GRK terhadap kelangsungan makhluk hidup di muka bumi.

Kotabaru, 26 Januari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun