Timo baru saja pulang dari bermain bola di tanah lapang. Ia menyimpan bolanya pada kardus di kamar jahit. Ruangan itu memang merangkap gudang dan kamar bermain. Setelah mengganti kausnya yang lembab, Timo beranjak ke depan televisi. Gina tidak kelihatan dari tadi. Kemana dia?
"Dek Na?" panggil Timo.
Tidak ada terdengar jawaban. Timo mengerutkan kening. Ibu sedang di halaman depan memangkas tanaman. Seingatnya Gina tidak ada di situ.
"Gina? Kamu di mana, Dek?" panggilnya lagi. Dicarinya ke kamar, tetapi kosong.
Timo mengedikkan bahu. Mungkin ia pergi main ke rumah Dewi di sebelah. Dinyalakannya televisi dan mulai mencari siaran kartun kesukaannya.
"Bang Timo," panggil Gina dari belakang, "tolongin Dek Na, dong."
Bocah berkulit sawo matang itu seketika berbalik. "Dek Na dari mana? Dari tadi Abang cariin."
"Adek di belakang, jagain si Belang," jawab Gina menunjuk ke teras belakang.
"Siapa si Belang?" tanya Timo mengernyit. "Boneka Dek Na yang baru?"
"Hus, bukan, Bang," tepis Gina dengan lambaian tangan. "Itu kucing Adek yang baru."
Timo semakin penasaran. "Kucing? Dari mana ada kucing di rumah kita?"