"Oh, Pak Broto? Ada. Ayo, masuk dulu," ajak Ibu itu mempersilakan masuk.
"Tidak usah, Bu. Kami di sini saja," sahut Timo sungkan.
"Oh, baiklah." Ibu itu masuk kembali ke rumah. "Pak---ada anak-anak mencarimu."
Tak lama Pak Kumis alias Pak Broto datang. "Wah, cepat sekali kalian datang. Masih pukul tiga."
"Iya, Pak. Biar cepat selesai," jawab Yono sopan.
"Ayolah, kalau begitu. Kita mulai dari halaman belakang," ajak Pak Broto memimpin jalan.
Timo heran, ternyata Pak Broto ikut bekerja mencabut rumput bersama mereka. Ia mencangkuli rumput sambil bercerita tentang cucunya. Ada tiga orang dan semua tinggal di luar kota sehingga jarang datang berkunjung.
Ketika tukang kaca datang untuk memasang jendela, Pak Broto menemaninya ke depan. Mereka disuruh istirahat sebentar, minum es jeruk dan kue bronis buatan Bu Broto. Setelah tukang itu pergi, mereka kembali melanjutkan membersihkan halaman.
Ibu Broto juga ikut merapikan kebun bunganya.
Tidak terasa, halaman depan dan belakang sudah bersih. Gotong royong membuat pekerjaan menjadi cepat selesai. Rumput dan sampah ditumpuk di sudut halaman. Kata Pak Broto, besok akan dibakarnya jika sudah kering.
Hari mulai magrib. Timo dan teman-teman pamit pulang dengan hati riang. Tugas sudah selesai. Besok sore mereka akan bermain bola di lapangan balai desa. Kata Pak Broto, ia akan datang menonton sesekali. Sekarang mereka sudah berteman.