"Iya, habis makan siang kita langsung ke sini," kata Akbar setuju.
"Aku besok piket kelas. Mungkin agak lama baru datang," ucap Timo.
Malik menoleh. "Nggak apa-apa, Tim. Kami tungguin di sini."
"Oke. Kalau gitu aku pulang dulu, ya. Mari semuanya," kata Timo melambai ke arah teman-temannya. Ia berjalan cepat menuju rumah.
***
Siang itu Timo pergi ke rumah Malik. Teman-temannya sudah menunggu. Mereka segera berangkat ke rumah Pak Kumis di dekat Pos Ronda.
Rumah itu tampak sepi. Jendela yang pecah kemarin ditutup dengan tripleks. Sudah tidak ada pecahan kaca di lantai. Pintunya terbuka sedikit.
"Assalamualaikum ...," ucap Akbar sambil mengetuk pintu. Ia disuruh teman-temannya memanggil karena badannya paling besar.
"Waalaikum salam." Terdengar sahutan dari dalam rumah.
Seorang perempuan tua membuka pintu dan mengernyit. "Ada apa, Nak?"
"Mm, ada Bapak, Bu? Bapak yang berkumis putih tebal," kata Akbar sambil mengintip ke dalam rumah.