Aku mengamati Finn yang duduk bersandar di pohon. Pria itu pasti sangat gagah sewaktu hidupnya. "Kenapa kau meninggal?" tanyaku ingin tahu.
Pria itu mengangkat bahu. "Kecelakaan berkuda."
"Aku terpeleset di tangga saat bermain dengan Yura, sepupuku. Mungkin dia merasa bersalah sekarang. Kecelakaan itu murni kelalaianku," tuturku menyesal, "apakah aku bisa menyampaikan padanya agar jangan bersedih?"
"Sekarang sudah terlambat. Kita sedang dalam perjalanan menuju penghakiman." Finn bangkit meraih waterskin dan mengisinya dengan air kolam di depan kami.
"Ayo, pergi. Waktu kita tak banyak," ujarnya sambil melepas ikatan tali kudanya. "Kita jalan kaki saja sekarang, agar kudaku tidak terlalu lelah."
Bersambung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H