Kau membaringkan mereka bersisian di atas tempat tidur lalu duduk di kursi rotan yang terletak di sebelah tempat tidur mereka. Kau usap kepala mereka bergantian. Hembusan nafas mereka perlahan mulai melambat lalu tersekat dan akhirnya berhenti.
Kau tersenyum miring. "Selamat jalan, anak-anak. Semoga papa kalian sadar akibatnya bila berselingkuh dariku," ucapmu lirih.
Kau selimuti tubuh kedua anak tirimu. Kau mengecup kening mereka dan mengambil koper yang sudah kau siapkan.
Kau berhenti sejenak untuk merapikan mainan anak-anak yang berserakan. Kau memang tidak suka dengan segala sesuatu yang berantakan. Kau ambil teko dan cangkir porselen itu. Kau cuci bersih dengan sabun yang banyak kemudian kau siram dengan cuka untuk menghilangkan sisa racun yang mungkin mengendap. Kau ambil sebuah serbet dan sambil bersenandung kecil, kau mulai mengeringkannya. Lalu kau kembalikan pada tempatnya semula.
Kau menatap ke sekeliling untuk terakhir kalinya sebelum menyeret kopermu dan melangkah pergi.
Fin.
Kotabaru, 3 Juli 2022
Catatan: Naskah ini pernah tayang di wall FB Penulis dan grup literasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H