"Ya, hati-hati. Nanti pulang sekolah jangan lupa menyapu halaman," sahut mama dari balik pintu.
Dita mengangguk lalu menggamit tangan adiknya.
Pulang sekolah Dita menyimpan tas dan mengganti pakaian. Ia membuka tudung nasi, hanya ada sisa sambal tadi malam. Ia mengambil ponsel di atas kulkas, barangkali ada pesan ibunya.
Diusapnya layar ponsel. Ada dua pesan yang masuk. Dibukanya pertama pesan dari mama.
[Dita, sisa lauk tadi malam masih ada. Itu aja dihabiskan dulu. Nasi ada di magic com.]
[Dita, mama ada rapat. Pulangnya mungkin malam, kamu goreng telur saja untuk lauk makan malam kalian.]
[Dita, baju di mesin cuci sudah dibilas. Jangan lupa dijemur, ya. Pakaian di keranjang jangan lupa disetrika.]
[Dita, jangan lupa kunci pintu dan pagar.]
Gadis kecil itu menghela napas, selalu dengan pesan-pesan yang sama. Mama terlalu sibuk bekerja, seolah tidak betah berdiam di rumah. Ia menggeleng heran, keluarga mereka cukup berada, tetapi orangtuanya terlalu pelit untuk menggaji seorang asisten rumah tangga.
Dibukanya pesan kedua, dari papa.
[Dita, papa tidak jadi pulang sore ini. Ada insiden di proyek. Mungkin minggu depan baru bisa pulang. Nanti, papa kabari lagi.]