Mohon tunggu...
Ronny Mailindra
Ronny Mailindra Mohon Tunggu... Insinyur - Penulis

Penulis thriller, fantasi, dan silat. Bekerja sebagai programmer Blog: http://mailindra.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kupas Enigma - Sesion 1

10 September 2015   11:27 Diperbarui: 10 September 2015   12:00 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk kasus seperti ini, tampaknya polisi tak perlu buru-buru. Setidaknya kesan itu yang aku dapatkan dari sesion pertama ini.

4. Cara Penjabaran Fakta
Sebagian besar pengungkapan fakta pada sesion pertama ini adalah melalui buku harian korban dan interogasi terhadap ibu dan ayah korban. Alat cerita yang dipakai adalah flashback. Jadi, saat tokoh membaca buku harian atau tokoh menjawab pertanyaan, maka penonton akan mengikutinya lewat adegan kilas balik. Efeknya, penonton akan merasa seperti mendapatkan potongan-potongan puzzle. Trik yang tepat dan cerdas!

Sayangnya, Enigma sering kebablasan. Saat kilas balik dari buku harian misalnya, aku sering melihat adegan yang tidak ada tokoh Alana di sana. Bagaimana mungkin Alana bisa menuliskan sesuatu yang tidak ia alami? Juga pada saat interogasi ibu Alana. Meskipun sang Ibu berulang kali menjawab tidak tahu atau menggelengkan kepala, tapi adegan kilas balik berhasil menayangkan kejadian. Jadilah aku bingung, benarkah adegan kilas balik itu berasal dari buku harian atau jawaban interogasi? Darimana datangnya adegan itu?

Hal ini mengingatkanku pada kesalahan para penulis pemula ketika membuat cerita dari sudut pandang orang pertama. Mereka sering kebablasan menuliskan adegan yang tidak bisa diamati oleh tokoh pencerita.

5. Otopsi
Serial kriminalitas hampir selalu punya adegan otopsi. Otopsi pada serial jenis ini bisa memberikan banyak petunjuk. Di film-film kriminalitas yang bagus, otopsi memberikan kontribusi yang besar pada pemecahan kasus. Lihatlah film CSI, forensik punya porsi dan andil yang sangat besar di sana.

Sayangnya, adegan otopsi pada Enigma terasa seperti tempelan saja, sebuah adegan yang tidak penting. Dokter yang melakukan otopsi mengatakan hal umum yang sudah diketahui penonton. "Alana tewas karena luka tembak di dada dan tewas tadi malam," demikan inti dari hasil otopsi dokter itu.
Cuma itu?

Bagaimana dengan luka di kaki kirinya? Apakah Alana ditembak dari jarak dekat atau jauh? Organ apa yang rusak? Adakah tanda-tanda kekerasan? Adakah tanda-tanda perlawanan? Sudah cek kuku korban? dan lain-lain.

Harusnya, Dokter itu bisa tampak lebih cerdas dan menyakinkan jika bisa menjelaskan petunjuk-petunjuk  yang cerdas. Lalu, saat melihat gambar ini, aku jadi tidak yakin si dokter ini kerja.
 

Otopsi di Enigma
Otopsi di Enigma
Sumber: Enigma, NET TV

Luka tembak pada tubuh Alana tampak tidak mematikan. Bagaimana korban bisa mati, Dok? Pelurunya miring hingga menembus jantung? Atau ada pembuluh darah yang kena dan korban kehabisan darah?

Aku agak yakin, dokter itu tidak bisa menjawab pertanyaanku di atas karena dia tampak tidak membedah korban. Jika saja dokter itu membedah, dengan membuat insisi Y misalnya (insisi yang lain adalah I dan T), maka bekas sayatan akan tampak seperti di bawah.

 

Insisi Y
Insisi Y
Sumber: Documenting Reality

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun