Kopi merupakan salah satu tanaman yang paling banyak ditanam di Indonesia dan menjadi komoditi perkebunan karena menjadi penghasil kopi terbesar keempat didunia. Tanaman kopi berbentuk pohon yang menghasilkan biji kopi. Biji Kopi tersebut kemudian diolah menjadi serbuk kopi dengan melalui berbagai tahapan. Kopi sendiri paling banyak dimanfaatkan dalam minuman karena menghasilkan rasa dan aroma yg khas.
Kopi memiliki banyak manfaat salah satunya dapat menurukan resiko berbagai penyakit, seperti kanker, diabetes dan batu empedu. Jenis kopi yang paling banyak ditemui adalah Kopi Arabika dan Kopi Robusta. Kopi robusta memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi dibandingkan kopi arabika, akan tetapi kandungan keasaman kopi robusta lebih rendah dibandingkan kopi arabika. Kafein mempunyai nama IUPAC 1,3,7 -trimetil- 1H-purina-2,6(3H,7H)-dion dan mempunyai titik didih 178 . Kadar kafein pada kopi menjadi penentu kualitas kopi, yang akan mempengaruhi proses pengolahan kopi tersebut.
Pemanfaatan kopi yang semakin meluas perlu diikuti dengan studi lebih lanjut tentang kopi, salah satunya mengenai senyawa kafein pada kopi tersebut. Dengan penelitian tersebut diharapkan dapat menambah pemanfaatan maupun kajian lebih lanjut tentang kafein pada sampel kopi dan untuk keperluan yang lebih luas dapat mendorong penelitian lebih lanjut mengenai kopi. Penentuan senyawa kafein dapat dilakukan menggunakan beberapa alat salah satunya menggunakan alat GC-MS, spektroskopi UV-VIS dan FT-IR.
Penentuan senyawa kafein dalam kopi diawali terlebih dahulu dengan proses ekstraksi serbuk kopi. Ekstraksi dilakukan dengan menyeduh kopi arabika dan kopi robusta dengan air panas. Setelah proses penyeduhan dilakukan proses penyaringan yang dilanjukan dengan pemisahan filtrat yang diperoleh dengan pelarut kloroform. Hasil yang diperoleh kemudian digunakan untuk pengujian lebih lanjut. Untuk penentuan senyawa kafein dibutuhkan juga larutan standar kafein yang digunakan sebagai acuan pengujian. Â
Dari kedua alat GC-MS dan UV-VIS diperoleh data yang dapat disimpulkan bahwa penentuan senyawa kafein menggunakan UV-VIS memiliki hasil yang paling optimal karena % recovery mendekati nilai 100. Untuk penentuan kadar senyawa kafein dari kedua jenis kopi tersebut menunjukkan kadar senywa kafein pada sampel serbuk kopi robusta lebih tinggi daripada sampel serbuk kopi arabika yang memang sudah sesuai dengan teori. Sedangkan dengan alat FT-IR menunjukkan spectrum yang hampir sama antara kopi arabika, kopi robusta dan standar kafein. Â
Penelitian ini juga diharapkan dapat membuka jalan untuk penelitian lebih lanjut tentang kopi maupun senywa kafein pada beberapa sampel lainnya. Penentuan senyawa kafein pada kopi menggunakan beberapa alat diharapkan juga dapat memberikan solusi bagi pihak yang bersentuhan langsung dengan kopi yang nantinya diharapkan memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H