Identitas Buku
Judul buku : Catatan dari Tarim
Pengarang : Ismael Amin Kholil
Penerbit : Najhati Pena
Tahun terbit : 2020
ISBN : 978-623-95392-0-7
Tebal halaman : 258 halaman
Oleh Maila Nurul Izzati
Instagram : @mailanizz
Facebook : Maila Nurul Izzati
WhatsApp : +628988507153
Sinopsis Buku
Syaikh Sholih Al-Faqir menceritakan bahwa dahulu pada tahun 80-an. Disaat Habib Umar mengajar dan belajar di Kota Baidho'. Setiap sore beliau seringkali menonton para pemuda dan anak kecil bermai bola di lapangan yang sampai saat ini dikenang sebagai mal'ab Habib Umar (Lapangan Habib Umar).
"Setiap menjelang Maghrib Habib Umar selalu mengajak anak-anak kecil ke rumanya. Di sana para anak akan diberi teh dan kue yang dibuat dan disiapkan langsung oleh istri Habib Umar. Sejak saat itu beliau mulai mengajarkan tentang dasar-dasar Islam serta adab-adab para Nabi. Terkadang beliau juga membuat kompetisi seperti hafalan doa-doa untuk sholat, bacaan wudhu dan lain-lain. Pada masa itu rumah beliau selalu dipenuhi dengan anak-anak kecil di waktu antara Maghrib dan Isya."
Suatu hari Habib bertanya kepada mereka, "Aku memiliki satu pemintaan, Apakah kalian mau menurutinya?"
"Tentu mau Habib, asalkan kue dan teh selalu ada," jawab para anak kecil itu dengan polosnya.
Habib Umar pun tersenyum , "Apakah kalian mau ketika bermain bola memakai celana yang lebih panjang agar tetap menutup aurat?"
"Siap Habib," jawab mereka.
Pada saat itu Habaib Umar mulai mengeluarkan sebagian uangnya dan membelikan celana panjang untuk 'pemain-pemain bola' yang menjadi murid beliau kala itu.
Syaikh Sholih Al-Faqir ini merupakan saksi bisu dari perjuangannya Habib Umar yang menjadi salah satu dari ratusan anak kecil di Kota Baidho'. Beliau dahulu diajak Habib Umar untuk belajar agama dengan imbalan teh dan kue, hingga kini beliau menjadi seorang ulama yang diutus Habib Umar untuk mengajar di Kedah Malaysia.
Isi Resensi
Buku ini menceritakan perjalanan seorang Lora Ismael semasa belajarnya di kota Tarim. Tarim merupakan sebuah kota kecil yang dijuluki Tanah Seribu Wali, kota ini merupakan negeri asalnya mayoritas Wali Songo yang menyebarkan Islam di Bumi Nusantara. Disebutkan bahwa Lora Ismael seringkali menuliskan pengalamannya di Facebook, hingga akhirnya terbitlah buku yang berjudul Catatan dari Tarim ini.
Meskipun waktu telah berlalu namun Kota Tarim masih memiliki istiadat dan norma kemasyarakatan yang sangat kental , tentunya menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi masyarakat Tarim, tradisi keilmuan serta perilaku adab yang tinggi masih kuat melekat sehingga pengaruh budaya barat hampir tidak bisa mempengaruhinya. Hingga tahun 2010 Tarim pun tercatat sebagai Ibukota Peradaban Dunia. Karena sebagian ahli atau penduduk Tarim yang kemudian hijrah, pindah ke beberapa Negara mampu membawa nilai-nilai positif di tempat baru mereka dengan tanpa gejolak, bahkan penyebaran agama Islam di negeri ini juga perjuangan dan dakwah ahli Tarim.
Buku catatan dari Tarim ini sedikit banyaknya telah mengungkapkan seperti apa perilaku, sikap dan akhlak para Habaib serta penduduk Tarim secara umum, contoh hal kecilnya tentang Al-Habib Ahmad bin Alawi Al-Habsyi yang melakukan perjalanan dengan pembantunya, selama dalam perjalanan beliau bergantian menaiki kendaraan tersebut dengan pembantunya.
Kelebihan Buku
Selain banyak sekali ilmu yang disampaikan, buku ini juga menjadikan saya mengenal lebih dalam lagi mengenai kota Tarim, dari mulai keseharian para penduduknya hingga  hal-hal yang membuat saya kagum yakni akan akhlak-akhlak mulianya para Habaib. Secara tidak sadar buku ini membuat saya  intropeksi diri, karena setiap untaian katanya yang ditulis dari hati hingga meresap juga kepada hati para pembaca.
Kekurangan Buku
Judul bukunya "Catatan dari Tarim" akan tetapi di dalamnya lebih banyak menceritakan tentang kisah-kisah para Habaib dibandingkan menceritakan tentang Kota Tarimnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H