Menjadi orang tua bukanlah sebuah hal yang mudah. Selain karena mereka harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga, ternyata orang tua juga memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk kepribadian seorang anak.
Tapi, ternyata ada banyak sekali orang tua yang sering lupa untuk menjadi teladan bagi anak-anaknya. Lalu, mereka mulai mempersalahkan anak ketika dia melakukan hal buruk yang sebenarnya telah mereka ajarkan kepada anak sejak kecil  lewat perilaku setiap harinya.
Orang tua adalah lingkungan pertama yang dikenali oleh anak ketika dia lahir ke dalam dunia. Bahkan, sejak anak masih berada di dalam kandungan, dia sudah mulai bisa merasakan dan belajar mengenal segala sesuatu dari lingkungannya.
Setiap anak tentu akan menjadikan orang tua sebagai model pertama yang sangat mempengaruhi kepribadiannya. Inilah yang dimaksudkan dari teori modeling oleh Albert Bandura, dia mengatakan bahwa "kepribadian terbentuk dari bagaimana seseorang melihat dan meniru perilaku orang lain yang ada di sekitarnya".
Masalahnya, cukup jarang kita temukan di masa sekarang contoh-contoh orang tua yang mengerti bahwa mereka mempunyai pengaruh besar terhadap kepribadian anak sehingga mereka bisa berusaha menjadi teladan yang baik bagi sih anak.
Lebih mudah bagi kita justru melihat banyak orang tua yang kurang mengerti konsep modeling ini dan akhirnya baik secara sadar atau tidak mereka justru menanamkan nilai-nilai negatif dalam kehidupan anak.
Banyak sekali kita temukan sekarang kalau anak berbuat salah maka orang tua justru mengucapkan kata-kata kasar. Ada juga orang tua yang selalu melampiaskan emosinya dengan memukul anak secara berlebihan.
Ini tentu akan sangat mempengaruhi kepribadian anak ketika dewasa nanti yang bisa saja menjadi orang yang takut melakukan segala sesuatu karena memiliki pengalaman buruk masa kecil ketika melakukan kesalahan maka dia mendapat perlakuan yang sangat tidak baik.
Menurut Bandura, ketika seseorang menjadikan orang lain sebagai model, maka dia akan memberikan perhatian penuh kepada modelnya itu.
Lalu, dia akan mencoba menciptakan ingatan mengenai apa yang dia lihat dari model itu dan dia akan mereproduksi ingatan itu terus menerus sampai benar-benar tertanam dalam pikirannya.
Akhirnya, ingatan itu akan memberikan dia motivasi atau dorongan untuk melakukan sesuatu seperti apa yang dia rasakan.
Bayangkan kalau sejak kecil, anak selalu melihat sisi buruk dari orang tua dan akhirnya dia mengingat hal itu secara terus-menerus. Motivasi seperti apa yang akan tercipta dalam benak anak itu?
Alangkah baiknya jika dari masa kanak-kanak mereka telah diajarkan untuk hidup mengasihi diri sendiri dan sesama, bersikap jujur, serta nilai-nilai positif lainnya.
Dengan begitu, orang tua telah menciptakan suatu dasar kepribadian anak mereka yang dapat membantu anak untuk bisa tetap menerapkan nilai-nilai positif itu ketika dewasa nanti.
Meskipun, mungkin saja ketika remaja nanti mereka akan menemukan pandangan-pandangan negatif dari lingkungan sekitar. Tetapi landasan kepribadian yang telah terbentuk sejak kecil itu akan cukup membantu untuk anak itu tetap menerapkan hidup yang positif.
Apalagi, jika nilai positif itu terus diterapkan dalam kehidupan anak dari dia kecil sampai dewasa maka besar kemungkinan anak itu akan menjadi orang dengan kepribadian yang baik dan berguna bagi sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H