Jangan pernah melakukan defisit kalori terlalu tinggi dengan harapan berat badan akan turun lebih cepat, karena akan lebih sulit untuk dipertahankan dan keamanannya dipertanyakan.Â
Setelah mengetahui defisit kalori dan kepentingannya dalam penurunan berat badan, berikut adalah kalori dari makronutrien yang dicerna manusia:
1. Karbohidrat : +- 4 kalori/gram
2. Protein      : +- 4 kalori/gram
3. Lemak      : +- 9 kalori/gram
Kalian bisa melihat seberapa banyak karbohidrat, protein, dan lemak makanan yang kalian konsumsi dari melihat nutrition factsnya yang biasanya berada di samping bungkus.Â
Jika kalian mengonsumsi masakan rumahan, kalian bisa mencari berapa banyak kalori yang terkandung dalam suatu bahan dengan cara mencari di internet (misal, cari: "kalori pada nasi").Â
Setelah dilihat dari kalori/gram makronutrien di atas, dapat dilihat bahwa lemak memiliki 9 kalori/gram, sehingga dengan berat yang sama, lemak memiliki lebih banyak energi dan lebih tidak mengenyangkan dibandingkan protein dan karbohidrat (Koliaki et al. 2018) .Â
Apakah itu berarti kita harus menghindari konsumsi lemak? Tentu tidak. Kuncinya adalah defisit kalori bukan tidak mengonsumsi lemak. Lemak masih dibutuhkan dalam tubuh kita.Â
Setelah mengetahui semua hal berikut, apakah berarti kita tidak perlu berolahraga untuk menurunkan berat badan? Jawabannya adalah iya, kita tidak perlu berolahraga secara spesifik untuk menurunkan berat badan.Â
Namun, berolahraga pun juga memiliki manfaat dan pengaruhnya terhadap penurunan berat badan itu sendiri. HIIT (high intensity interval training) dapat membantu mengurangi visceral fat atau lemak yang menyelubungi organ-organ kita (usus, perut, jantung, dan hati) seperti yang telah ditunjukkan pada meta analysis ini (Maillard, F., Pereira, B. and Boisseau, N., 2018. Effect of high-intensity interval training on total, abdominal and visceral fat mass: a meta-analysis. Sports Medicine, 48(2), pp.269-288.)