Mohon tunggu...
Maija
Maija Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

Single Momma 👠 hobi membaca 📚kuliner😋 Blogging after a decade-long hibernation.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Transisi dan Petualangan Menjadi Janda

12 Agustus 2023   21:47 Diperbarui: 18 Agustus 2023   10:02 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Dulunya aku salah seorang pelayar dilautan pernikahan yang harmonis.Kami pasangan muda yang tumbuh dari nol berkembang menjadi pasangan yang langgeng,awet dan lancar rezekinya.Keluarga kecilku senantiasa menuai pujian dan dijadikan contoh.Teman teman dan keluarga ikutan bangga.

Faktanya pujian pujian itu seperti tumpukan batu bata dipundakku.Realitanya kami sudah renggang sejak kelahiran anakku.Namun kami bertahan demi menghidupkan karakter  didalam pementasan drama agar terlihat sempurna didepan sosial media.

Tahap Satu: Perjuangan menyelamatkan armada
Seperti keluarga2 lain aku dan mantan suami juga mencoba berjuang untuk mempertahankan rumah tangga kami..Dimulai dengan pindah ke kota asal untuk membuka lembaran yang segar,mencari rumah baru dengan niat settle down membesarkan anak disana .Hingga ke terapi kaunseling

'I dont think i have issues at home as my wife is a kind and soft character women'

Itulah  salah satu luahan mantan suami  ke kaunselornya lewat email yang di forward ke aku.

Namun jodoh tidak bisa dipaksa.Maka bermulalah pertualanganku menavigasi kehidupanku secara solo.

Tahap Dua :Financial planning
Financial antara sebab utama mengapa pasangan yang tidak searah harus mempertahankan rumah tangga.Bayangkan harta yang dikumpul bertahun tahun harus dibagi bagi seperti kue ulang tahun.Rumah dan mobil harus dikecilkan ukurannya.Liburan mewah harus dikurangkan bahkan dihilangkan.

Mempertahankan gaya hidup seperti sebelumnya tidak mudah.Aku  coba berbagai cara.Dari berdagang online hingga ke investasi.Dengan harapan gaya hidup tidak berubah saat berpisah kelak.Nyatanya impian tidak sejalan dengan realita.Rezeki saat bersama belum bisa diimbangi.Aku takkan menyerah.Waktuku pasti akan tiba.

Ironisnya berkurangnya harta tidak mengurangkan kebahagiaan.Justru mempertahankan sesuatu di zona konflik hanyalah pembaziran usia.Makanya banyak yang  menjadi  sukses dan lebih sehat setelah keluar dari rumah yang tidak harmonis.

Tahap Tiga :Support system
Tahap ini aku hanya memerlukan telinga sebagai pendengar.Bukan orang untuk menghakimi.Dari tahun sebelumnya aku sudah memberikan hint2 kepada teman2 .Sahabat yang baik sudah tentu tidak setuju aku berpisah.Namun mereka juga tidak menghalang.

Benteng yang paling sukar ditembus adalah keluarga.Apalagi mantanku itu ibarat sosok suami ideal.Jujur aku sudah bersedia dengan kata kata penghalang demi menjaga air muka keluarga.Aku juga sudah bersedia memencilkan diri jika perlu. 

Saat aku bercerita dan  mengungkapkan niatku, ibuku terdiam.Anehnya Ibunda menyokong apapun keputusan ku..Sebuah hadiah yang tak ternilai harganya.Sokongan seorang ibu! Semangat yang telah padam kembali menyala.

Tahap Empat : Memperkuat fisik dan mental 
Kalau dulu fokus harus bercabang.sekarang aku  lebih fokus pada diri sendiri.Aku merawat tubuhku supaya lebih sehat dan lebih aktif.Mempercantikkan diri adalah healing paling ampuh bestie..Bukan hanya untuk terapi mental, namun bisa digunakan untuk menggoda orang .Hehe (bercanda).

Olahraga,pemakanan sehat,bersosial,mendekatkan diri dengan tuhan adalah kombo penting dalam perjalanan hidup kita untuk menjaga keseimbangan antara jasmani dan rohani.

Tahap Lima :Pertualangan Solo
Aku  mulai berani ikutan online dating namun disudut hati masih merasakan sosok mantan suami susah ditandingi.Ternyata tidak.Dunia luar itu dipenuhi manusia2  yang  berevolusi sis.Kita saja yang terlalu lama terpuruk tanpa interaksi sosial.Walaupun kebanyakan mereka tidak berniat serius malah banyak scammer dimana2..Aku sebagai pendatang baru harus berwaspada dengan cara mengurangkan ekpektasi.

Aku berkenalan dengan seseorang yang match dengan energiku.Sejak awal dia menyatakan hanya mencari teman.Begitu juga aku.Namun ucapan selamat pagi,selamat malam serta pujian2 kecil ibarat nutrisi yang ditabur kepohon yang tebiar layu.Seseorang yang  bisa merangsang kembali deria senyum,tawa,kangen dan sedih meskipun hanya lewat chatingan  ibarat sebuah  keajaiban  kiriman Tuhan.Ternyata aku masih dikasi peluang menikmati berbagai sensasi perasaan wanita normal setelah sekian lama perasaan itu beku dan lenyap tanpa kesan.

Tahap Enam :Culture Shock
Sebagai janda yang berusaha tampil modis dan freehair seperti aku kadang dipandang seperti macan kelaparan atau sebuah hidangan.
Tanpa segan silu ada yang meng-offer untuk membantu keperluan batinku.Seperti aku kekurangan gizi dimatanya.

Saat makan siang dengan teman dan suaminya,aku menjadi korban ketidaknyamannya.Aku diposisikan sebelahnya terus menerus. Ke toilet,ke kaunter,ke wastafel,upaya keras agar aku tidak dibiarkan sendirian takut menyantap  sang suami.

Seorang pengusaha senior yang kukenal sejak muda minta dipertemukam denganku alasan peluang bisnis.Proposal yang di bentangkan?

"Saya mau menjagamu, Cari lah rumah,saya hanya datang beberapa kali sebulan”.

Es latte yang aku sedut hampir menyemprot  wajah bapak  berambut putih itu.Aku tersenyum geli .Apakah aku sedang bermimpi? Aku barusan mendapat offer dari sugar daddy pemirsa…

Meskipun didalam petualangan ini pasti bertemu  banyak orang yang hanya niat bermain2,namun banyak juga lelaki2  yang ikhlas dan mau komitment.Sebaiknya tahan diri dulu .Lebih baik fokus untuk meng-upgrade diri kita baik dari segi fisik,mental  dan finansial.

Saat  memutuskan untuk berani berubah,banyak dilewati proses sulit dan tak terduga..Layanan saat berstatus istri dan setelah menjadi janda pasti beda.Kebahagiaan sejati berasal dari diri sendiri dan tidak bergantung pada pandangan orang lain . Hadapi setiap perubahan dengan terbuka. Tidak perlu terbawa emosi.Cukup anggap semuanya sebagai hiburan semata. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun