SEBUAH komentar menanggapi tulisan saya yang berjudul "Susu Formula Berisiko untuk Bayi" dari seorang ibu yang berkerja dan memiliki bayi dalam usia menyusui. Berikut adalah komentar Ibu Herahersi (terimakasih sebelumnya), " ASI memang yang terbaik karena itu yang paling utama untuk manusia. Dari manusia untuk manusia, sehingga zaman dahulu juga diceritakan kalau ada ibu satu persusuan. Saya sendiri punya tekad memberi susu eksklusif selama 6 bulan, setelah itu anak sudah bisa mendapatkan makanan pendamping. ASI saya rencanakan terus sampai usia anak 2 th.
Dalam prakteknya, tidak semua bisa jalan semulus harapan saya. Walaupun saya berjuang melakukan pemerahan ASI selama saya bekerja, kemudian diberikan ke bayi ketika saya kerja, ternyata itu tidak cukup. Bayi saya yang di bawah 6 bulan kelaparan. Kalau sudah begitu, apa tega dibiarkan si bayi menangis? Apa tega saya menjadi ibu yang dzalim membiarkan anak saya kelaparan? Ujung2nya ya diberikan susu formula, itu sebagai tambahannya. Pemberian ASI tetap berlanjut sampai anak waktunya disapih, bahkan kelewat 3 bln."
Berangkat dari komentar ini, saya tertarik untuk menuliskan lanjutan topik sebelumnya, namun kali ini saya akan membahas tentang bagaimana ibu pekerja yang memiliki bayi harus bersikap.
Bagi Muslimah, jelas bahwa menyusui dinilai sebagai ibadah, karena Allah SWT sudah memerintahkan menyusui itu hingga 2 tahun. Bahkan kalau tidak mampu menyusui carilah Ibu Susu (ibu yang memiliki bayi dan mau berbagi susu untuk anak kita), dengan cara memberikan upah untuk pembeli makanan yang bergizi pengganti susu yang diberikan ke anak kita. Semua itu termaktub dalam al Quran, seperti diuraikan pada tulisan sebelumnya, seakan-akan menegaskan tidak ada alasan untuk tidak menyusui anak hingga 2 tahun.
Di dalam kehidupan modern, perempuan tidak lagi hanya di rumah mengurusi rumah tangga saja, tapi juga berkerja untuk membantu suami mencari nafkah keluarga, yang mana sebagian besar ulama sepakat menghalalkan hal itu selama Isteri mendapat keridhoan dari suaminya. Namun berkerja juga tidak bisa dijadikan alasan untuk menggantikan susu ASI dengan susu formula karena banyak cara yang dapat dilakukan agar sibayi tetap mendapatkan susu ASI.
Hal itu menurut dokter spesialis Anak LKC-DD dr. Asti Praborini, Sp.A, IBCLC dan dr. Yeni Purnama Sari, Manager Yanmed LKC-DD dan Penanggungjawab Pojok Laktasi LKC-DD, pemberian ASI bagi ibu pekerja tetap dapat diberikan tentunya dengan mengetahui lebih dalam tentang cara-cara menyusui secara langsung atau tidak langsung.
Hal ini, katanya, kalau di LKC-DD sudah dikenalkan kepada ibu-ibu hamil yang melakukan kontrol sejak usia kehamilan 7 bulan. Setiap mereka datang kontrol rutin, ia diberikan kursus singkat cara menyusui anak dengan ASI secara langsung atau tidak langsung Di sini juga beri petunjuk cara memerah susu yang baik dan benar, serta menyimpannya.
Dari perbincangan itu terungkap bahwa bayi tetap dapat meminum ASI selama ibunya berkerja dengan cara membuat Bank ASI di rumah. Menggunakan Freezer Kulkas 2 pintu, ASI dapat bertahan selama 2 bulan. Khusus untuk kulkas 2 pintu yang jarang dibuka-tutup. Kalau kulkasnya lebih kecil masa expirednya lebih cepat. Dengan demikian sebulan sebelum ibunya masuk kerja, sebaiknya si-Ibu sudah menabung susu ini. Sambil selama sebulan itu memberikan kursus pada pengasuh cara memberikan susu ASiI yang sudah difreezerkan kepada bayi.
"Pemberian susu ASI yang ditaruh di Freezer diberikan dengan wadah gelas tidak menggunakan tabung susu dot, karena 2 kali tersentuh dot dia tidak mau lagi nanti menyusu pada susu ibu kalau ibunya pulang kerja. Karena cara menyusu dengan botol dengan ASI sangat berbeda," kata dokter Rini.
Setelah ibu berkerja tetap harus memerah susunya di kantor setiap 3 jam sekali dan ditaruh ditermos atau di freezer kulkas di kantor, yang kemudian ketika pulang dibawa dan dapat ditaruh dikulkas di rumah untuk digunakan kepada bayi ketika ibunya tidak di rumah.
Langkah ini ternyata sudah banyak dilakukan oleh anggota AIMI (asosiasi ibu menyusui Indonesia). Menurut pengakuan mereka bahkan susu yang mereka tabung berlebih dari kebutuhan bayinya, bahkan mereka dapat mendonorkan ASI-nya kepada bayi-bayi yang kurang beruntung, karena ibunya sakit seperti AIDS dll. Artinya banyak cara agar bayi manusia tetap meminum ASI dari pada memberikan ia susu formula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H