Dalam melihat kekinian Indonesia maka Pemilu 2014 tak bisa lagi dilihat hanya sebagai pertarungan menang - kalah antara dua kubu pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden. Kubu Joko Widodo-Yusuf Kalla dalam tanda kutip dapat di katakan sebagai representasi dari kelompok masyarakat yang menginginkan terjadinya perubahan yang fundamental terhadap kehidupan bernegara selanjutnya. Sedangkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan cara pandang yang sama seolah menjadi bagian dari kelompok yang hendak mempertahankan dan melanjutkan kekuasaan selama ini.
Itu lah alasan yang menjadi sebab mengapa konten kampanye dengan segala warna negatif yang menyertainya tak lagi menjadi penting bagi sebagian dari masyarakat, dan sekaligus menjadi alasan pula mengapa persaingan antara kedua kubu menjadi demikian sengit dalam Pemilu kali ini.
Terlepas dari semua itu, kita telah menentukan pilihan pada tanggal 9 Juli lalu. Pilihan kita adalah bagian dari wajah masa depan kita selanjutnya. Kemudian, dalam hitungan hari kita akan segera mengetahui siapa pemimpin yang akan membawa kita untuk lima tahun berikutnya. Dan siapa pun yang terpilih kelak adalah yang terbaik yang kita pilih.
Kekeliruan dalam memilih bukanlah takdir atau pun nasib yang patut disesali kemudian karena Tuhan sejatinya tidak pernah turut campur menentukan nasib suatu bangsa.
Tugas kita hanya membuktikan kepada diri sendiri selaku warga negara bahwa kita lebih cerdik dari seekor keledai dan menunggu restu dari Tuhan untuk Indonesia yang lebih baik.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H