Mohon tunggu...
Maidatul Khasanah
Maidatul Khasanah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Sedang mempelajari kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Oktober! Kompasiana, Bulan Bahasa, dan Awal Saya Menulis

6 Oktober 2024   16:26 Diperbarui: 6 Oktober 2024   16:29 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri edit by canva dan refrensi Kompasiana

Apa itu Kompasiana?
Mungkin ada beberapa orang awam yang masih mempertanyakan.

Kompasiana dikenal sebagai platform blog yang seutuhnya untuk penulis yang disebut kompasianer. Tulisan-tulisan kompasianer dikemas dengan konten teks, foto serta video. Platform blog yang bertujuan  memberi ruang masyarakat untuk membuat konten positif.

Kompasiana di bawah naungan Kompas.com berdiri sejak tahun 2008 sebagai blog jurnalis. Seiring berjalannya antusiasme para blogger dan netizen ingin ngeblog di Kompasiana, maka 2010 resmi diluncurkan blog sosial publik. Hingga di tahun 2024 ternyata sudah mempunyai lebih dari ratusan ribu penulis. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya masyarakat Indonesia memang membutuhkan platform untuk menulis. Didukung dengan berbagai pilihan kategori, membuat kompasianer sendiri lebih luas dan berwarna untuk menuliskan konten.

Dikutip dari profil tentang Kompasiana sendiri , di tahun 2010. Sepanjang perjalanannya platform ini telah mendapatkan tiga penghargaan yakni Asian Digital Media Awards-2010 (Best in Digital Content -- User Generated Content) WAN-IFRA, Kanal Blog Citizen Journalism Terbaik dari Pesta Blogger 2010 dan Marketeers Netizen Champion dari majalah Marketeers. Membuktikan bahwa Kompasiana berhasil menggaet para penulis untuk menyalurkan opini maupun fiksi untuk memperkaya wawasan bagi pembaca.

Tidak hanya untuk ruang menulis. Setelah saya baca- baca dan menelusuri, Kompasiana secara tidak langsung bisa menumbuhkan tali persaudaraan yang sangat harmonis. Dilihat dari bertegur sapa melalui kolom komentar dan penilaian konten yang diciptakan.

Selain itu entah bagaimana awal prosesnya ada beberapa kompasianer yang bertegur sapa  secara langsung (offline). Ada juga buku-buku ber-ISBN yang penulisnya juga dari kumpulan kompasianer.

Dikutip dari tulisan salah satu kompasianer Bapak Merza Gamal. Kisah di Balik Novel Bersama 33 Kompasianer dan Perolehan Rekor MURI bukti bahwa Kompasiana berpengaruh penting bagi kompasianer yang berkontribusi di buku tersebut.  Betapa bahagianya mereka, buku karyanya mendapatkan Apresiasi yang sangat diinginkan bagi seluruh orang, bukan hanya dari penulis.

Oktober, Bulan Bahasa dan Sastra

Dokpri (edit by canva)
Dokpri (edit by canva)

Mungkin belum semua kompasianer tahu. Selain peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Hari Batik Nasional, Hari TNI, dan Hari Sumpah Pemuda. Bulan Oktober juga diperingati sebagai Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia.


Setiap tahunnya di Indonesia pada bulan Oktober diperingati sebagai sejarah lahirnya bahasa Indonesia. Hal ini didasari dengan Hari Sumpah Pemuda yang mulai diselenggarakan tanggal 28 Oktober 1928. Bulan Bahasa juga diselenggarakan guna meningkatkan semangat masyarakat untuk memperbaiki masalah bahasa dan sastra Indonesia.

Peringatan Bulan Bahasa dan Sastra biasanya dirayakan dengan lomba-lomba seperti membuat cerpen, pidato, puisi dll. Pelatihan dan Festival dari pakar Bahasa Indonesia, penggiat dan pemerintah juga sering diadakan di berbagai daerah.

Dari penjelasan Bulan Bahasa di atas, saya sempat berfikir sejenak. "Apakah ada kaitannya dengan bulan bahasa juga Kompasiana berdiri di bulan Oktober?" Hehehe.

Terlepas dari itu, memang kita (terkusus kompasianer yang senior). Secara tidak langsung telah ikut berkontribusi dalam memperingati bulan bahasa. Kita juga ikut berlomba-lomba menyajikan karya tulisan yang lebih baik untuk dibaca.

Awal Saya Menulis di Kompasiana

Dokpri (edit by canva/ sudah tayang di Kompasiana)
Dokpri (edit by canva/ sudah tayang di Kompasiana)

Berawal dari bingungnya untuk menyalurkan tulisan saya yang masih amburadul. Dua bulan lalu saya sempat disarankan untuk membuat blog pribadi. Namun setelah saya pelajari, membuat blog pribadi akan membutuhkan waktu lama untuk bisa dibaca banyak orang.

"Kalau mau yang instan masak mie instan aja, cepet kenyang (puas)" canda teman saya.

Tidak saya gubris, saya tetap mencari-cari informasi. Bagaimana tidak mungkin di eranya yang berteknologi, niat saya tidak bisa instan?.

Ingat betul, ketika 2 Minggu lalu saya scrol aplikasi Instagram. Di salah satu akun yang saya ikuti saya menemui unggahan tahun 2020 foto foto tersebut tertulis "Kompasianival". Setelah saya telusuri, Kompasianival adalah salah satu event yang diadakan oleh Kompasiana. Yang mana di dalamnya banyak penulis-penulis. Dari situ akhirnya saya mengetahui cara untuk mendaftar sebagai penulis Kompasiana dengan mudah dan tidak berbayar.

Lucunya, tanpa saya sadari tulisan pertama saya yang berjudul "Desa Wonorejo, Dari Menguri-uri Adat Leluhur Hinga Menjadi Kampung Petarung" tepat di tanggal 01 Oktober 2024. Apakah ini pertanda bahwa saya akan cocok dan betah menulis di Kompasiana? Hehehe semoga saja ya, juga butuh dukungan dan nasihat dari senior kompasianer semuanya.

Bayangkan saja ketidak sengajaan ini.
1. Kompasiana ulang tahun di bulan Oktober
2. Bulan Bahasa diperingati di bulan Oktober
3. Saya, mulai menulis di Kompasiana di awal Oktober
Hehehe, ketidak sengajaan yang menjadi penuh harap untuk saya pribadi semoga saya bisa meneruskan perjalanan saya untuk selalu menulis di Kompasiana.

Di akhir tulisan saya kali ini. Sebagai ucapan ulangtahun Kompasiana, juga sebagai memperingati hari bulan bahasa. Izinkan saya untuk menyelipkan 1 puisi. Semoga berkenan membaca.

Kompasiana, Kau Adalah Laut
Karya: Maidatul Khasanah

Kau adalah rahasia yang selalu terbaca
Menyimpan kata-kata  
Yang tak pernah selesai aku eja  
Sejatinya angin yang menyisir rambutku  
Kau menyentuh tanpa benar-benar merengkuh.

Di bawah langit pulau Jawa
Kau membiarkan diriku hanyut
Menjadi bagian dari cerita  
Yang tak pernah terucap
Ada rindu yang meresap,  
Merambat di sela-sela buih putih yang mengendap

Kau yang tak pernah menanyakan tujuan,
Hanya mengulurkan tangan  
Kepada aku yang hilang  pada arus waktu.  
Di dalam kedalamanmu,  
Aku menemukan diri  
Yang telah lama tersesat.

Kau adalah laut
yang selalu ku selami dalam hening,  
Menyimpan setiap rahasia  
Dalam dasar yang terdalam.  
Di sana, aku menemukan  
Jejak cinta yang berharap tak pernah pudar,  
Meski malam terus berlalu  
Esok kembali menyapa.

Kediri, 06 Oktober 2024

Selamat Ulang Tahun yang ke-16 untuk Kompasiana


Selamat Memperingati Bulan Bahasa dan Sastra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun