Mohon tunggu...
Maidatul Khasanah
Maidatul Khasanah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Sedang mempelajari kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sudah Jarang Didengar, Yuk Kenali Perbedaan Paribasan, Bebasan, dan Saloka dalam Peribahasa Jawa!

4 Oktober 2024   19:46 Diperbarui: 4 Oktober 2024   21:04 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6 Contoh Lain Paribasan:
1. "Becik ketitik ala ketara", (artinya: perbuatan baik dan buruk pasti akan terlihat nantinya).
2. "Busuk ketekuk pinter keblinger", (artinya: orang bodoh maupun orang pintar suatu saat akan menemui kesulitan).
3. "Jer basuki mawa beya", (artinya: setiap keinginan atau cita-cita pasti membutuhkan biaya).
4. "Kumenthus ora pecus" (artinya: orang yang berlagak pintar tetapi sebenarnya tidak paham atau tidak bisa apa-apa)
5. "Mikul dhuwur mendhem jero" (artinya: anak yang bisa menjunjung tinggi derajat orang tuanya).
6. "Maju tatu mundur ajur" (artinya: maju atau mundur semua serba berbahaya).

II. BEBASAN


Beda tipis dari paribasan. Bebasan, adalah suatu ungkapan dalam bahasa Jawa yang memiliki arti kiasan, bersifat tetap, dan mengandung ungkapan pengandaian. Adapun yang diandaikan adalah suatu sifat manusia dan suatu keadaan. 

Di era modern ini mungkin beberapa kompasianer pernah mendengar lagu ciptaan sang maestro campursari Didi kempot? Beliau sering menciptakan lagu dengan judul yang menggunakan kata Bebasan. Salah satu judul lagu tersebut ialah "Abang Lambe" yang mempunyai arti bicaranya seseorang yang hanya di bibir saja.

- 6 Contoh Lain Bebasan

1. "Esuk dhele sore tempe", (artinya: gampang berubah pikiran, tidak konsisten).

2. "Kadang konang", (artinya: mengaku-ngaku saudara jika kaya dan banyak harta).
3. "Kakehan gludhug kurang udan", (artinya: orang yang banyak bicara tetapi hanya omong kosong).
4. "Ngangsu banyu nganggo kranjang", (artinya: orang yang mencari ilmu tetapi ilmunya tidak dimanfaatkan atau sia-sia)
5. "Nguyahi segara", (artinya: orang yang memberi sesuatu kepada orang yang sudah kaya, sehingga pemberiannya tidak berguna).
6. "Rubuh-rubuh gedhang", (artinya: orang yang hanya ikut-ikutan, sebenarnya tidak tahu tujuannya).

III. SALOKA


Saloka adalah suatu ungkapan dalam bahasa Jawa yang memiliki arti kiasan, bersifat tetap, dan mengandung ungkapan pengandaian. Bedanya dengan Bebasan, Saloka yang diandaikan adalah orang tersebut dengan diperumpamakan sebagai hewan ataupun barang.

- 6 Contoh Saloka:

1. "Baladewa ilang gapite", (artinya: orang yang kehilangan kekuatannya).
2. "Cecak nguntal empyak", (artinya: orang yang bercita-cita diluar kemampuannya)
3. "Ndilat idune maneh", (artinya: orang yang memberi namun meminta pemberiannya kembali).
4. "Kere munggah bale", (artinya: orang miskin yang diangkat jadi orang berkedudukan)
5. "Tekek mati ulune", (artinya: orang yang celaka karena omongannya sendiri)
6. "Gagak nganggo elare merak", (artinya: orang miskin berlagak sebagai orang terpandang)

Demikianlah penjelasan saya perihal Paribasan, Bebasan, Saloka (peribahasa jawa) beserta sedikit contohnya. Semoga dengan tulisan ini, generasi setelah saya akan lebih bisa dilestarikan kembali. Sehingga bahasa daerah Indonesia (khususnya Jawa) tidak akan kalah oleh perkembangan zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun