Mohon tunggu...
maichel aprilla
maichel aprilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa universitas tarumanagara

mahasiswa ekonomi universitas tarumanagara jurusan manajemen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

INNOVATION GAP ANALYSIS

25 Maret 2021   17:00 Diperbarui: 29 Maret 2021   09:05 803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang kita ketahui bahwa setiap inovasi terdapat suatu GAP atau celah. Analisis dari GAP sendiri adalah proses yang digunakan manajer proyek untuk membandingkan kinerja aktual versus kinerja yang diharapkan. Organisasi mana pun akan mendapat banyak keuntungan dari ini, terlepas dari apakah perusahaan memenuhi harapan atau menggunakan sumber dayanya dengan baik. 

Mengapa pada sebuah inovasi terdapat GAP ?, Hal itu di karenakan setiap inovasi yang kita lakukan selalu ada celah dimana banyak pandangan berbeda beda dari orang lain, Hal itu banyak kita rasakan dalam bekerja dalam kelompok, Antara lain banyak orang yang tidak sependapat dengan kita dan ada juga yang berpendapat sama dengan kita. akan tetapi GAP dalam inovasi itu sendiri membantu kita untuk dapat :

  • Menyempurnakan produk yang akan kita buat, dengan adanya gap kita akan mengetahui kekurangan produk yang akan kita buat sehingga kekurangan pada produk kita dapat segera di atasi dan di identifikasi, Sehingga kita dapat membuat produk kita lebih matang lagi.
  • Dengan adanya gap kita dapat membuat bisnis kita lebih efisien, dengan adanya GAP kita akan bisa langsung mengetahui apa saja yang dapat merugikan produk kita sehingga kita dapat langsung memperbaikinya. dengan begitu maka kita akan mendapat lebih banyak waktu pada sumber daya yang kita milki dan bisa langsung memperbaiki produk kita.
  • Dengan kita menganalisis gap pada inovasi kita akan mendapatkan gambaran umum produk kita. hal ini juga bertujuan untuk kita dapat mengetahui apakah resource atau sumber daya yang kita miliki mencukupi atau tidak.
  • Dengan adanya analisi gap pada inovasi  juga dapat sebagai alat ukur untuk perbandingan produk kita dengan produk lanin nya, sehingga kita bisa memperbaiki apa yang sudah ada dan kita bisa memeberikan hal - hal baru yang di butuhkan kepada produk kita. 

Seperti yang kita ketahui bahwa analisis GAP dapat membantu perusahaan dalam membuat inovasi pada produk Berikut adalah beberapa contoh yang menunjukkan kisaran bagaimana perusahaan dapat menggunakan analisa ini:

  • Ketika suatu perusahaan meluncurkan produk, ia juga dapat melakukan analisis GAP untuk menentukan mengapa penjualan tidak bekerja seperti yang diharapkan.
  • Ketika produktivitas organisasi tidak memenuhi harapan, analisis ini dapat banyak membantu dan menemukan apa yang perlu diubah.
  • Jika suatu perusahaan kekurangan pasokan atau sumber daya, ia dapat melakukan analisa GAP untuk menemukan alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi.
  • Analisis ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu produk memenuhi target yang dibutuhkan.
  • Ini juga dapat membantu menemukan segmentasi pasar yang lebih baik dengan membandingkan perkiraan.
  • Kegunaan lain bisa untuk memeriksa portofolio produk untuk menemukan peluang penjualan baru. Dalam jangka pendek, ini berarti bahwa perusahaan dapat menemukan produk baru untuk dijual.
  • Hal lain yang dapat mereka lakukan adalah memahami mengapa produk tertentu tidak laku.

Berikut ini saya akan memeberikan contoh gap pada inovasi yang ada dari beberapa jurnal :

1. kita bisa melihat contoh gap dari jurnal frans sudirjo (2012) yang berjudul ''KEUNGGULAN BERSAING BERBASIS BUDAYA DAN INOVASI PRODUK: SEBUAH EKSPLORASI MODEL KONSEPTUAL'' dalam jurnal tersebut ada beberapa contoh reasech GAP yang terjadi pada inovasi produk itu sendiri. ada setidak nya 2 gap yang terjadi pada inovasi produk itu sendiri. anatara lain 

GAP 1: Terdapat kontroversi pandangan mengenai pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja. Riset di Cina membuktikan bahwa ada pengaruh signifikan orientasi pasar dengan mempelajari tingkat yang lebih tinggi lagi, dapat berpengaruh untuk mencapai kinerja yang tertinggi (Liu et al, 2003). Selanjutnya, kajian Liu et al, 2003; Agarwal, 2003; Sin et al, 2003 menemukan bahwa ada keterkaitan orientasi pasar secara terus-menerus dalam memperluas jaringan dengan kinerja, dan mengkaji sangat positif ada pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja. Sementara itu, Morris et al (2007) menjelaskan penemuannya bahwa secara empiris, sektor profit telah diidentifikasikan sebagai pengaruh yang memperkuat orientasi pasar terhadap kinerja. 

Dalam menganalisis data, di sini digunakan regresi. Brik et al (2010), menyatakan ada hubungan positif orientasi pasar dan kinerja yang dimediasi oleh variabel CSR (Corporate Social Responsibility). Namun demikian, penelitian Chelariu, et al (2002) menemukan bahwa pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja pada perusahaan di Nigeria dan Kenya ternyata kurang kuat atau memiliki dampak yang lemah. 

Merlu dan Ouh (2009), juga menemukan bahwa orientasi pasar memiliki pengaruh yang lemah terhadap kinerja perusahaan di Australia. Selanjutnya, riset di Ivory Coast menunjukkan hasil yang tidak begitu signifikan atau pengaruh orientasi  pasar terhadap kinerja memiliki efek yang negatif. Sementara itu, studi Kuada dan Buatsi (2005) menyatakan temuannya di Ghana bahwa pengaruh orientasi pasar kurang signifikan terhadap kinerja. Di sini dalam menganalisis data, digunakan regresi. Temuan: tidak ada pengaruh yang signifikan orientasi pasar terhadap kinerja. Instrumen teori yang digunakan terutama memusat pada Resource Based View Theory

GAP 2: Terdapat inkonsistensi pandangan mengenai pemahaman terhadap konsep keunggulan bersaing. Lado et al (1992) mengemukakan adanya empat pilar dalam membangun suatu keunggulan bersaing. Empat pilar tersebut meliputi kemampuan manajerial dan fokus strategi, sumber daya, transformasi, dan output. 

Dalam menganalisis data digunakan SEM. Sementara itu, Oliver (2000) mengemukakan adanya ketidakmungkinan keadaan keunggulan bersaing dicapai oleh perusahaan, mengingat perubahan teknologi dan peta persaingan yang begitu cepat. Keunggulan bersaing yang dapat dicapai hanya bersifat sementara. Dalam menganalisis data, digunakan SEM. 

Namun demikian, Martin dan Martin (2004) mengemukakan bahwa keadaan persaingan yang berubah dengan cepat akan dapat diantisipasi dengan menggerakkan karyawan untuk memanfaatkan informasi melalui orientasi pasar. Dalam menganalisis data, digunakan SEM. Temuan: ada inkonsistensi konsep keunggulan bersaing. Instrumen teori yang digunakan terutama memusat pada Resourced Based ViewTheory. Berdasarkan uraian diatas terbukti bahwa masih terdapat kontroversi dan inkonsistensi antara beberapa penelit  

2. Selanjutnya kita dpat melihat analisis GAP pada jurnal Yoki Muchsam, Falahah, Galih Irianto Saputro (2011) yang berjudul '' penerapan gap analysis padapengembangan sistem pendukung keputusan penilaian kinerja karyawan'' . dari jurnal tersebut kita dapat melihat beberapa contoh analisis gap yang di lakukan mereka antara lian :

  •  GAP 1 : Persepsi Manajemen, yaitu adanya perbedaan antara penilaian pelayanan menurut pengguna jasa dan persepsi manajemen mengenai harapan pengguna jasa. 
  • GAP 2 : Spesifikasi Kualitas, yaitu kesenjangan antara persepsi manajemen mengenai harapan pengguna jasa dan spesifikasi kualitas jasa.
  • GAP 3 : Penyampaian Pelayanan, yaitu kesenjangan spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa (service delivery). 
  • GAP 4 : Komunikasi Pemasaran, yaitu kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Ekspektasi pelanggan mengenai kualitas pelayanan dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat oleh perusahaan melalui komunikasi ekternal pemasaran. A-95 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2011 
  •  GAP 5 : dalam Pelayanan yang dirasakan, yaitu perbedaan persepsi antara jasa yang dirasakan dan yang diharapkan oleh pelanggan jika keduanya terbukti sama, maka perusahaan akan memperoleh citra dan dampak positif. Boulding et al (1993) menganalisis kualitas pelayanan dengan menggunakan gap analisys. Kesenjangan kualitas pelayanan diartikan sebagai kesenjangan antara pelayanan yang seharusnya diberikan dan persepsi konsumen atas pelayanan aktual yang diberikan. Semakin kecil kesenjangan tersebut, semakin baik kualitas pelayanan.  

Dari berbagai definisi diatas mengenai gap analisys, dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum GAP analisys dapat didefinisikan sebagai suatu metode atau alat yang digunakan untuk mengetahui tingkat kinerja suatu perusahaan atau institusi. Dengan kata lain, GAP analisys merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui kinerja dari sistem yang sedang berjalan dengan sistem standar. Dalam kondisi umum, kinerja suatu perusahaan atau institusi dapat tercermin dalam sistem operasional maupun strategi yang digunakan oleh institusi tersebut. Secara singkat, gap analisys bermanfaat untuk: 

  • Menilai seberapa besar kesenjangan antara kinerja aktual dengan suatu standar kerja yang diharapkan 
  • Mengetahui peningkatan kinera yang diperlukan untuk menutup kesenjangan tersebut, 
  •  Menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan terkait prioritas dan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan.

3. yang terakhir saya akan meberikan contoh dari analisis gap dari jurnal Ni Ketut Pertiwi Satwika dan Ni Made Wulandari Kusuma Dewi  (2018) yang berjudul ''PENGARUH ORIENTASI PASAR SERTA INOVASI TERHADAP KEUNGGULAN KOMPETITIF DAN KINERJA BISNIS''dalam jurnal tersebut dapat kita ketahui bahwa:

Terdapat research GAP pada penelitian yang menguji pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja bisnis. Penelitian yang menyatakan bahwa orientasi pasar tidak memiliki pengaruh pada kinerja bisnis dilakukan oleh Kohli & Jaworski (1990) dan Selnes et al. (1996), dengan alasan bahwa perusahaan yang menerapkan orientasi pasar di samping dapat meningkatkan nilai bagi pelanggan juga akan meningkatkan biaya bagi perusahaan, seperti biaya untuk melakukan riset pemasaran, dan membayar ahli pemasaran. Sementara itu yang menyatakan bahwa orientasi pasar akan meningkatkan kinerja bisnis yaitu seperti penelitian Julian (2010), Castro et al. (2005), Kirca et al. (2005), Usvita (2015), Anggraeni dkk (2014), Ahimbisibweet al. (2013), Susanto (2012), Lages & Lages (2011), dan Zhou, et al. (2005).Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan ditambahkan variabel inovasi dan keunggulan kompetitif

sekian adalah beberapa contoh analisis GAP dari beberapa jurnal yang saya dapat. dan dari artikelada di atas dapat di simpulkan bahwa setiapinovasi yang akan di kembangkan harus memiliki GAP agar dapat terus berkembang agar bisa berkembang lebih baik dan dapat menutupi segala kekurangn yang ada dalam inovasi produk tersebut.

''Sekian dan terima kasih"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun