Dia suka bercolek sampai di mana gila bersolek, tanpa itu dia akan resah sendiri. Jadi begitulah, wajah yang manis itu terhias bak putri raja. Bibir yang mempesona, mata yang penuh hiasan dan tubuh yang indah dengan balutan baju yang Islami tapi sangat mewah. Kadang kalau lagi edan menampilkan lekuk tubuhnya yang membuat mata lelaki copot dibuatnya. Ah, bodoh dasar! Hihi.
Bagaimana tidak mewah harga satu busana yang dia gunakan bisa seharga satu kendaraan orang miskin di sekitarmu. Mungkin kamu bisa menyanggah dia, tapi dia mudah saja menyangkal, "Kan, dalam agama kita diharuskan mensyukuri apa yang dimilki, dan ini caraku bersyukur!"
Akhirnya apa? Betapa banyak wanita yang mengikuti gaya hidupnya. Ada yang sampai berhutang menumpuk, ribut sama suaminya, mencuri dan bertengkar dengan para pengutang. Dalam waktu panjang kemewahan itu mengikis rasa malu dan sifat wara'.
Lama-lama nafsu binal-nya muncul. Inginnya pada laki-laki tampan, gagah dan kuat. Ya, itu ladang seksual dan persetubuhan masuk. Diam-diam khayal-nya makin tinggi. Situs dewasa ialah cara termudahnya. Omong kosong anti pacaran, omong kosong malu dan bohong polos. Di baliknya, ia srigala yang bisa menerkam.
Dua Kasus Itu
Itu baru dua kasus, belum kasus lain yang sebenarnya mudah saja aku bongkar. Namaku Nafsu dan mudah saja menyampaikannya. Kamu tentu bisa melihat di sekitarmu, betapa banyak orang bebal dinasihati, tidak punya malu, tidak sopan, dan merasa benar sendiri.
Padahal nuraninya tahu, itu salah tapi ya, aku yang merintanginya agar gelap jiwanya. Terangnya hati itu awal datangnya manisnya iman, dan itu musuh nyataku. Tak mungkin aku biarkan dia selamat sepertiku.
Coba saja kamu lihat mereka yang gampang bersumpah atas nama Tuhan, berani bersumpah dengan mushaf di kepalanya, eh tak sedikit dari mereka jadi garong-garong terkutuk. Sex dan pelendiran langganan mereka. Omongnya suci dan manis, tapi di balik itu aku yang tahu seberapa baik mereka.
Atau mereka yang mengaku "tahu agama" aslinya di hatinya penuh dendam, benci dan kerakusan. Atas nama agama mereka bisa melakukan apa saja. Bisa menghalalkan apa saja. Padahal akal sehat jelas menolaknya. Itu lah pekerjaanku.
Suara mereka hanya penghakiman belaka. Mereka merasa suci dari sekalian kamu semua. Mereka bisa berkata "ini haram untuk kamu" tapi bisa berkata lain "ini halal untukku". Untuk itu kenapa banyak kerusakan, kerusuhan dan agama jadi lahan basah kebencian itu sumbangsih mereka yang, di mana aku dalangnya. Namaku Nafsu dan aku berkuasa.
Bukan AkhirÂ