Begitu pula sumber per-cerewet-nya wanita atau isterinya. Ia akan kalem selagi bisa, pun sok anggun misalnya, di saat yang sama ia akan melumat apa yang dia mau kalau bendungan jiwanya terbongkar. Karena di pikirnya sederhana, untuk apa ditahan kalau bisa dikeluarkan dan untuk apa dikeluarkan kalau bisa ditahan. Persepsi ini pun menyatu dalam bulatan sikapnya, Maka membaca sikap wanita adalah membaca sederetan simbol sederhana tapi membingungkan.
Kok tahu? Karena wanitaku pun kadang gitu. Karena aku sibuk dan ia ingin ditemani terus tiba-tiba dingin seperti es batu. Aku bingung, setelah berjam-jam berganti menit baru ketahuan dan kadang mengaku sendiri pengen di temani. Ihh, kenapa gak bilang coba. Berharap aku tahu padahal belum tahu, di kira peramal. Tapi please, gak usah ditanya sama orangnya bisa-bisa tambah berabe. Hohoho.
Anyway, karena tulisan ini takut terlalu panjang dan kamu bosan baca seperti saya pun yang kadang agak capek juga menuliskannya, ada baiknya kita akhiri saja. Pesannya, berbuat baiklah pada wanita karena sebaik-baiknya wanita itu ibumu dan calon ibu dari anakmu. Ibu guru yang mengajarimu. Ibu RT yang kadang sok kuasa dan ibu-ibu yang tahu kodratnya. Sekian dan terima kasih. Salam literasi! Wallahu'alam. (***)
Pandeglang, 10 Januari 2025 Â 00.06
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H