Begitulah angan saya melihat motor bapak Oni, apa yang dirasakannya pernah saya rasakan. Ada saja dia minta jajan seperti beberapa hari ini, entah berapa kali harus diganti claher  depannya. Uang dikantong dikurasnya tak peduli betap saya harus puasa angan mengumpulkannya. Begitulah harga kesetiaan. Betapa memiliki itu butuh resiko. Kita tak bisa begitu saja mengaku "bertahan" tanpa mau diuji.
Ketika saya mempertahankan si Merah, saya melihatnya tak sekedar motor saya saja, ada kenangan melekat di hidup saya dan itu bukan perkara remeh. Begitu saja melupakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H