Akhirnya, tulisan di atas lebih hasil olahan pikiran awam saya. Lebih dari itu, saya termasuk pecinta karya Kang Abik. Dari awal karyanya sampai sekarang semua sudah saya baca. Kalau kamu tanya, apa bisa resensi semuanya, maka saya akan diam sambil sok manis tersenyum.
Namun lagi, hal miris terkait geliat literasi yang rendah sempat beliau bahas bahwa pengadaan buku kurang menjadi perhatian pemerintah. Lagi ini saya katakan miris, karena pemerintah banyak yang serius pada isi perut daripada isi otak.
Buktinya makan gratis yang tak lama lagi diaktualiasikan itu menyedot anggaran yang tak sedikit. Belum lagi BLT dan bantuan lainnya, namun buku-buku yang menarik tak jua kita temukan di perpustakaan sekolah. Tak jua ada perpustaakaan di tiap desa, apalagi kampung se-Indonesia.
Efeknya apa, pajak naik. Pengusaha menjeri dan dunia usaha agak lesu. Semoga ke depan ada perhatian itu agar geliat dunia perbukuan kembali ngebut. Harganya terjangkau karena negara berani memberi subsidi tidak hanya dijerat sama pajak yang menerjit. Wallahu'alam. (***)
Pandeglang, 19 desember 2024 09.26
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H