Mohon tunggu...
Mahyu Annafi
Mahyu Annafi Mohon Tunggu... Lainnya - Guru Ngaji

Hamba yang sedang belajar menulis, suka membaca dan menelaah berbagai pemikiran. Saya condong menulis ke dunia pendidikan, metal dan isu sosial. Angkatan ke 38 di Kelas Menulis Rumah Dunia (KMRD) di Serang. Sehari-hari berdagang dan menulis di blog.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bukan Apa-apa

10 Desember 2024   00:44 Diperbarui: 10 Desember 2024   00:48 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Ilustrasi Bukan apa-apa/ pixabai.com


Teman sekolah saya dulu, di depan saya dengan begitu jujur bilang saya tidak punya keseriusan mengejar karir. Saya tidak punya prestasi apa-apa. tidak punya ambisi. Bahkan kepada adik saya bilang, tidak punya kemauan akhirnya kualitas hidupnya begitu saja, tidak wah. Sedangkan teman seangkatan saya sudah jadi apa dan memiliki apa, dan saya?


Sedangkan dia gimana? Dia sekarang menjadi jurnalis di lembaga pemerintah. Sedang study S1. Sudah mencicipi ibukota juga sana-sinii berkecimpung di dunia usaha. Terus saya? Masih pula betah di Pandeglang, berteman dengan kesederhanaan dan lain hal yang agak memilukan.

Tadinya saya terluka dengan ejekan itu. Dipikir benar juga saya, kok gak maju-maju. Pengalaman kerja gak pernah. Mencicipi kerasnya udara ibukota pun tak pernah. Kuliah pun sama saja. Proses untuk ke sana seringkali gagal, entah ada saja sebabnya.

Galau dong saya, kok begini saja hidup ya. Orang sudah ke mana gitu lah saya masih bermasyuk dengan kata-kata. Terkadang terbang ke ufuk timur atau barat. Atau berkali-kali berenang di samudra hikmah tengelam di dalamnya merenungi hakikat alam pun hidup. Karya gak ada. Prestasi pun nol. Lengkap sudah saya diolok-olok olehnya.

Tapi, emang kenapa kalau saya tidak jadi apa-apa. Apa urusannya ia dengan hidup saya. Dia katakan saya tidak maju, tapi saya happy. Keluarga saya merasa syukur dengan adanay saya. Saya punya jadwal harian mengajari anak-anak huruf hijaiyah.

Tiap pekan saya bersama teman-teman menggerkaan kesadaran literasi di pusat kota. Memang kecil sih tapi jaringanya sudah meng-Indoensia. Saya pun pernah belajar di komuitas literasi cukup bergengsi di Banten, sekarang saya bagian keluarga itu untuk sama-sama menyadarkan semua literasi itu gerakan nyata menuju generasi emas nanti. Saya pun kecil-kecil merintis usaha untuk memperdayakan diri agar tidak menjadi beban orang lain.

Hari-hari saya pun sibuk men-daras pesan-pesan ulama di perlbagai khazanah ilmu pun pemikir dunia sepanjang zaman. Karena itu, saya suka membaca. Walau otak saya agak bebal, semakin banyak membaca saya merasa kok semakin bodoh. Ilmu tak bertambah tapi yang ada keasyikan membaca. Aneh memang, begitulah adanya.

Kalau saya dikatakan tdiak melakukan apa-apa dan tidak menjadi apa-apa, ada benar pun salahnya. Benarnya itu kalau di kacamata dia ya memang saya tipikal orang gagal. Setidaknya dilihat prestasi nyata saya, baik akademik pun lainnya.

Salahnya, apa karateristik dan landasan berpikirnya begitu yang agak absurd. Justru bisa saja saya menilai dia pun gagal dengan potret yang terlihat. Dia memang punya karya, tapi seberapa prestius karyanya di banding orang sukses di bidangnya. Kalau saya merasa enjoy dengan kehidupan saya. terus bagaimana dia. Terus bagaimana kulaitas keataannya, apa rajin salat atau justru meninggalkannya.

Loh, kok begitu. Lah iya, bagi seorang beriman kan kesuksesan itu sat ia menyadari tugasnya sebagai hamba. Lagian bapaknya seorang ustaz kampung, pasti ketataan anak itu hal urgen di keluarganya. Buat apa serius memgajari orang lain di tempat lain anaknya sendiri bebal untuk belajar. Paradoks sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun