Mohon tunggu...
Mahyu Annafi
Mahyu Annafi Mohon Tunggu... Lainnya - Guru Ngaji

Hamba yang sedang belajar menulis, suka membaca dan menelaah berbagai pemikiran. Saya condong menulis ke dunia pendidikan, metal dan isu sosial. Angkatan ke 38 di Kelas Menulis Rumah Dunia (KMRD) di Serang. Sehari-hari berdagang dan menulis di blog.

Selanjutnya

Tutup

Love

Rasa Kasihku

13 November 2024   00:15 Diperbarui: 13 November 2024   00:28 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber dokpri

Sekarang pukul sebelas empat sembilan. Aku belum juga beranjak untuk melepas lelah malam ini. Mataku masih terjaga. Pikirku meminta untuk menggali ide dan imajinasi. Inginku tetap menatap gelap.

Maafkan aku, atas semua rasa yang buatmu merasa perih. Maaf, atas semua yang tak sengaja aku lakukakan. Aku tak bermaksud menghadirkan kabut di lesung pipit manismu. Aku dengan semua itu, hanya meyanggupi dan menghormati.

"Tapi, tak segitunya sih, cinta," ujarmu penuh sesal, "kamu hargai aku yang ada di hatimu. Aku yang ingin  bersamamu. Jangan ada lain wanita di hatimu, selain aku dan ibumu."

Aku jelaskan posisiku, sungguh tidak sedang bermain hati. Kalau ia kini menyapa, tidak lebih hanya menyambung bahasa yang dingin. Tidak lebih.

"Tapi itu, menyakitiku sayang!!!"

Mungkin aku terlalu berbaik hati membuka ruang tapi itu bukan rasa, karena rasaku sudah terlalu dalam menyatu di dasar hatimu. Jiwaku sudah tertanam dalam pesona keelokanmu.

"Aku tahu, aku tahu! Pintaku, balajarlah peka. Peka dengan perasaan wanita yang mungkin belum kamu pahami."

Aku belajar lagi, menyantuni tiap bulir rindu yang kita basuh. Tiap permai yang kita tanam. Aku ingin, menjadi puisi di senyum pagimu. Aku ingin seperti itu, agar kamu tahu, aku tak secerboh itu.

Nanti ada batas di mana aku harus menerima. Kepahitan ini di antara hal yang tak aku inginkan tapi terjadi karena begitu terjadi.


Baca juga: Salah Paham

Di jam nol kosong enam, aku ingin ujarkan. Selamat istirahat. Jangan lama-lama mengheningkan jiwa tanpa ucap karena kasihmu butuh penguat jiwa, dan pastinya dirimu. Jangan terlalu lama tenggelam di kabut cemburu!

______________

tak usah kau uajarkan segala luka

ia sudah terjadi

bagaimana aku begitu merindu

kau tersenyum, bermanis kata dengannya


kau panggil ia

orang yang kau anggap tua

seberapa tua ia kalau ia menancapkan

      belati

         cemburu jadi membakar

                lukaku. 

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pandeglang, 13 November 2024   00.09

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun