Hal ini akan berefek pada masa depan Islam Indonesia atau Islam Nusantara sebagaimana NU pekenalkan. Sengaja saya gunakan Islam Indonesia bukan Islam di Indonesia, karena Islam Indonesia sebenarnya Islam yang punya corak keindonesiaan. Bukan aliran baru yang selama ini dituduhkan pun dicurigai oleh segelintir tokoh Islam. Wajar kemudian banyak negara lain terheran dan ingin meniru realitas Islam keindonesiaan.
Baik Islam Nusantara, Islam Moderat; begipula Islam radikal, Islam fudamental, Islam Arab, sebenarnya bukan aliran baru. Itu kepanjangan warna nilai Islam yang mereka praktekan. Ajarannya tetap Islam, hanya sudut pandangnya saja berbeda menafsirkkan teks agama dalam perilaku kesehariannya. Ada pun benar atau salah, sesat atau selamat biarlah itu dikaji para ahli, saya tawakuf!
Oleh karenanya, ada baiknya fenomena seputar nasab ini momen menambah semangat kesilaman kita untuk lebih tahu Islam itu apa dan bagaimana. Jangan sampai, ngaku Islam dari lahir ditanya rukun Islam dan Iman saja planga-plongo. Usia sudah cukup tapi masih belepotan dan bingung mengujarkan kepanjangan dari Allah swt dan nabi Muhammad saw. Piye iku? Â Wallahu'alam. (***)
Pandeglang, 12 September 2024 Â 22.46
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H