Aku pernah kok mengalami fase di mana mencintai teman sendiri. Aku bingung dong sekaligus cemas. Aku sayang dia tapi juga tahu diri dengan keadaanku. Dia bintang kelas, lah aku apa, laki-laki biasa saja. Justru di masa itu aku memang pesimis.
Terus, apa yang aku lakukan?
Tetap mengungkapkan perasaanku. Aku tak peduli apa hasilnya. Benar saja, seperti yang aku pikirkan, aku ditolak. Apa aku kecewa? Sedikit sih, selebihnya biasa aja sih. Dengan begitu aku tahu perasaannya dan dia tahu pula perasaanku. Hal itu jauh lebih baik daripada aku harus cemas dengan pengharapan tanpa kepastian.
Kalau dipikir-pikir sekarang aku malu sendiri. Betapa konyolnya aku, masa iya aku menguntungkan perasaan di depan kelas, dekat meja guru dan di saat teman-teman sekelas pada kumpul. Untungnya, gak ada yang tahu bahwa aku "nembak dia". Uniknya, saat itu dia langsung menjawab serta langsung menolaknya. Tragis banget ya! Hihi.
Alasan aku menembak dia jelas sih  karena dia memberi perhatian dan pengharapan lebih ke aku. Aku gak mau dong digantung perasaannya. Padahal aku tahu, doi tajir dan tipenya ya, jauhlah sama aku. Entah kenapa, masa itu aku berani ambil resiko. Prinsip ku, lebih baik tahu sesungguhnya gimana daripada penasaran yang penuh siksaan.
Di sinilah aku memahami, laki-laki memang harus punya tekad. Berharap saja ga cukup tanpa action. Saat kita mencintai seseorang, kita harus mengungkapkannya. Jangan diam. Kecuali, dia gak mau atau isteri orang! Tentu ini urusan lain. Haha.
Kalau kita mencintai ya harus tanggung jawab. Memperjuangkan atau mendiamkan. Diam otomatis kehilangan dia. Memperjuangkan resikonya dua, ditolak atau diterima. Namun hasilnya jelas.
So, aku menyarankan teman-teman membaca novel ini. Bahasanya sederhana dan mengalir. Selebihnya, akan menemukan kejutan di dalamnya. Sekilas mengingatkan aku pada novel Dilan, karyanya Pidi Baiq. Bedanya satu sih sih, tingkat keseruannya. Selebihnya, silahkan baca sendri oleh pembaca.
Pandeglang, 00.37 | 6 September 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H