Akan tetapi, setelah anak sulung Pak Jokowi ikut jejak ayahnya di pemilu wali kota Solo dan ditetapkan menang, tanggapan netijen pun beragam. Kejutan itu pun bertambah dengan mantu dan putera bungsunya Presiden ikut terjun ke dunia politik pula. Puncaknya, Gibran menemani Prabowo di pemilu Presiden 2024 kemarin, dan... menang!
Ya, menyisakan tanda tanya kenapa proses Gibran mulus menjadi kontestan. Ada drama-drama seksi yang terlihat telanjat mata publik. Sampai Tempo menyebut Gibran anak haram konstitusi. Oro popo, semua sudah terjadi. Tinggal kita menunggu saja, semoga program tepat sasaran di pemerintahan baru nanti.
Terus apa solusinya?
Menurut Panji, saat bincang bersama Om Ded, kita harus menaikakn pendapatan warga. Kalau warga "cukup kaya" maka kalau ada yang mau suap, bisa menolak. Berbeda kalau miskin, mereka rawan terkena ancaman dan tekanan kepentingan. Tidak punya "senjata menolak". Bisa-bisa diejek, sudah miskin belagu lagi!
Selain bidang perekonomian, saya pikir bidang pendidikan pun harus pula jadi perhatian. Bagaimana pun melek literasi yang rendah harus dibenahi. Selain isi perut penting, isi otak juga lebih penting. Ujungnya nanti kita mengarah kepada kemampuan diri dan keterampilannya.
Warga Banten, khususnya Pandeglang harus bisa memutus angka putus sekolah dengan diberikan akses mudah. Gerakan menaikan pendapatan pun harus pula mengikutsertakan warga pula, agar ada rasa keberpihakan pemerintah pada warganya. Tak hanya di momen tertentu, tapi konsisten dan signifikan.
Oleh karenanya, saya ikut bungah putera Pandeglang nongol di acara Somasi tersebut. Semoga itu menjadi perhatian kita bersama, terutama pemegang kekuasaan di pandeglang agar lebih serius lagi membenahi problem akutnya. Kita warga biasa, melakukan apa yang kita bisa. Sedikitnya, doakan para pejabat agar dimudahkan membuat kebijakan yang pro rakyat adil makmur sejahtera. Wallahu'alam. (***)
Pandeglang, 9 Agustus 2024 Â 00.43
