Mohon tunggu...
Mahyu Annafi
Mahyu Annafi Mohon Tunggu... Lainnya - Guru Ngaji

Hamba yang sedang belajar menulis, suka membaca dan menelaah berbagai pemikiran. Saya condong menulis ke dunia pendidikan, metal dan isu sosial. Angkatan ke 38 di Kelas Menulis Rumah Dunia (KMRD) di Serang. Sehari-hari berdagang dan menulis di blog.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ternyata, Ini Musuh Utama Indonesia Sekarang

2 Agustus 2024   00:15 Diperbarui: 2 Agustus 2024   00:44 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar Halo.dok

Akhir-akhir ini saya rajin menonton kajian Ade Rai. Tentu kita tahu siapa Ade Rai, sosok yang inspiratif pastinya. Ada banyak hal yang saya dapat, di antaranya kesadaran perihal kesehatan yang selama ini diabaikan. Betapa sehat itu mudah dan mahalnya harga sehat sewaktu kita terjangkit penyakit.

Kesadaran ini,  yang mungkin belum serius kita praktekan. Misalnya, tubuh kita dalam sehari hanya mampu menampung 1-2 sendok gula. Idealnya begitu. Mirisnya, rata-rata kita dalam sehari mengkonsumsi gula pasir 20 sendok. Artinya, ada 18 lebih gula masuk ke tubuh kita. 

Kita tahu apa penyakit apa yang disebabkan kelebihan gula?

Yaps, diabetes. 

Data International Diabetes Federation di tahun 2021 menyebut Indonesia menempati peringkat ke-5 dengan jumlah penderita terbesar di dunia. Ada 19,5 juta penderita di tahun 2021 dan prediksi akan menjadi 28,6 juta pada tahun 2045. Wajar kemudian persoalan ini menjadi perhatian kementerian kesehatan, mengingat diabetes mellitus merupakan ibu dari segala penyakit. (sehatnegeriku.kemenkes.go.id/2024)

Menurut Youval Noah Harari buku di Homo Deus, dunia begitu serius memerangi teroris dan menjadikannya konsen bersama sebagai musuh utama dunia. Dunia sampai membentuk badan khusus untuk menumpas peta penyebaran teroris. Tentu butuh dana yang lumayan untuk dianggarkan demi kepentingan keamanan ini.

Padahal, kasus kematian karena faktor teroris tidak apa-apanya dibandingkan kematian karena diabtes. Noah mengibaratkan, teroris itu seperti lalat di toko Cina. Bagaimana caranya membunuh lalat tersebut? Kita memasukan Banteng besar dan gagah ke sana. Apa yang terjadi? Banteng itu pun menabrak di mana lalat itu singgah. 

Padahal katanya, lalat itu hanya mencari perhatian. Kalau kita serius mencari solusi, tangkap saja lalatnya. Fokus di sana. Tak usah memasukan banteng itu yang kemudian merusak tatanan demi tatanan untuk menangkap segelintir lalat di sana. 

Bukan berarti karena ini berhenti menangkap otak kasus terorisme di seluruh dunia. Maksud Noah mungkin kita pun seharusnya berperang dengan pembunuh nomor satu dunia sekarang, di antarnya penyakit diabetes. Bahkan, termasuk penyebab kematian tertinggi ke 3 di Indonesia.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan, sejak 2010 hingga 2023 kasus diabetes anak meningkat 70%. Bukti tak terbantahkan viralnya anak-anak yang cuci darah dan gagal ginjal di media. Tentu saja ini menjadi perhatian kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun