Kunjungan lima kader muda NU ke Israel memang dilematis. Di saat di mana dunia tengah mengecam zionis yang terus saja memborbardir Palestina, suara itu tak juga diindahkan. Suara PBB pun seperti angin lalu saja, buktinya sekolah PBB saja ikut luluhlantak terkena bom Isarael.
Ketika semua mata bersedih, mencela dan mengutuk laku biadab itu, bahkan pemerintah Indonesia termasuk negara yang bersikeras agar Israel menghentikan membumihanguskan bumi para Nabi itu. NU di antara ormas Islam yang mendukung upaya pemerintah "menekan" kebijakan berdarah itu agar tak berlanjut. Dengan jelas pengurus NU berkata, lima kader itu bukan atas organisasi ke sana.Â
Kita bisa katakan, seluruh negeri yang warganya Muslim mengutuk Israel itu. Entah kenapa, lima kader ini mengagetkan publik berfoto bersama presiden Israel. Foto itu seolah-olah mengejek atau menyungkil perasaan kita.
Pertanyaan mengerucut ialah, ada apa dengan mereka. Apa yang hendak dilakukan dengan dialog lintas agama itu. Jangankan mereka, PBB dan negera yang punya otoritas saja tak berdaya di tangan dan kepalan tangan Israel?
Reaksi netijen jelas mempersoalkan kenapa harus ada dialog kalau konflik Palestina, bukan saja sekarang terjadi. Konflik ini sudah lebih 70 tahun terjadi, artinya dialog bukan barang baru untuk dilakukan.
Solusinya mungkin, bagi orang biasa, ya perang dibalas perang. Kalau perang ini bisa dikatakan akut, apa tidak bisa para pemimpin dunia yang punya hati bersatu padu "memerangi" keras Israel agar tunduk pada nilai perdamaian.
Jujur saja, kita tidak bisa berharap lebih pada "Liga Arab" yang berada di sekeliling Paletina. Sikap dan langkah mereka, meminjam istilah Kang Abik di novelnya KCB, amat mandul.Â
Kendati begitu, memang lima kader ini bersama yang lain ke sana murni ingin dialog lintas iman. Salah satu kader yang sana, Syukron Ma'mun mengaku salah. Telah meminta maaf kepada publik atas kunjungannya ke sana.
Sebagaimana ia katakan di acara TV Metro, tujuan ke sana ya dialog. Membuka altrenatif damai lewat pendekatan pikiran jernih. Bahwa Yahudi-Islam berasal dari akar rumput yangs sama. Sebagai sama-sama agama Samawi, titik ajarannya sama, percaya pada Allah dan menebar kasih pada setiap hamba-Nya.
Masalahnya itu, konflik berdarah Palestina-Israel iu kompleks. Tidak sesederhana yang dibayangkan. Harus kita akui, ada kepanjangan kepentingan di sana. Â Ada tangan-tangan yang bermain di sana.