Peristiwa terbakarnya rumah wartawan  Tribrata TV tadi malam (27/6/24), di Kabupaten Karo, Sumatera utara sekitar pukul 03.30 WIB  yang menewaskan Sempurna Pasaribu, isteri, anak dan cucunya masih menjadi tanda tanya.
Pasalnya, tak hanya rumah yang habis dilalap si jago merah. Pemilik rumah tewas terbakar dengan kondisi yang memilukan. Â
Sampai saat ini pihak kepolisian masih menyelidiki terkat motif dan siapa pelaku di balik peristiwa tragis tersebut. Kita doakan semoga dimudahkan untuk mengungkapkan tragedi di balik kasus ini.
Pengakuan dari rekannya sendiri, sesama wartawan, korban baru pulang jam 24.00 WIB. Beberapa hari ini korban memang jarang pulang karena sedang mengantisipasi berita yang ditulisnya menyoal Judi online, narkoba dan Penebangan Kayu di Kabupaten Karo (Tribrata TV, 2024).
Entah kenapa kasus ini mengingatkan kepada adik saya, yang statusnya sebagai Mahasiswa nyambi sebagai jurnalis lepas di media online di Banten. Â Memang tidak se-tragis seperti di atas.
Saat itu dia menyelidiki kasus pergantian pucuk instansi kesehatan di Pandeglang, yang diduga kuat ada rahasia kotor di baliknya. Apa itu, maka ia cari sebabnya. Berhari-hari ia menggali informasi sana-sini dan memang menemukan fakta ada "deal-deal" di baliknya.
Efeknya apa? Berita itu memang jadi isu yang seksi dan menjadi perbicangan banyak kalangan. Saya lupa, apa pucuk itu dicopot atau enggak. Di saat yang sama, adik saya merasa aktivitasnya seperti ada yang menguntit. Demi keselamatan, untuk sementara ia tak meneruskan menggali kasus tersebut karena saran dari berbagai pihak kasus itu pun "diredupkan".
Tak hanya itu, isu seputar sampah pun pernah pula dibahas. Ujungnya gitu, ada upaya terselubung dari pihak yang dirugikan untuk "menghabisi" siapa jurnalis yang vokal.
Kata adik saya sih, ada seniornya karena membongkar kasus lalu saat di jalan ada orang yang tak dikenal menabraknya hingga tewas. Begitulah pejuang keadilan, kalau tak diancam ya dibunuh.
Entah kasus di atas motifnya apa, tapi sementara di media online yang ada diduga rumah itu dibakar. Artinya, ada upaya sengaja untuk menghabisi korban. Siapa itu, mari kita serahkan pada Polisi semoga tak lama membuka tabir gelap di balik pejuang demokrsai itu.
Dalam sejarah jurnalistik, Sempurna Pasaribu bukan korban pertama, ada kasus lain yang serupa atau lebih dari tragis dari itu. Doakan semoga arwahnya almarhum damai di sana dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Wallahu 'alam. (***)
Pandeglang, 28 Juni 2024 Â 13.29
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H