Kalau kita melihat keadaan Sopia, jauh sapi dengan penjual panggang dengan Koruptor. Jauh sekali. Seharusnya, yang berbuat culas ya dia, secara hukum matematis dianggap wajar.
Luar biasanya, Sopia tak seculas itu. Di balik keadaannya yang kurang beruntung itu, ia memberi teladan pada kita soal kejujuran. Soal berhasilnya ibunya menanamkan nilai kebaikan padanya.
Benar kata pepatah, ambil saja telur sekalipun keluar dari pantat ayam. Ambil saja nasihat meskipun dari mereka yang tak kita sukai. Ambil saja, karena degan itu kita lebih arif lagi menjalani hidup.
Tiap orang punya masalah, mungkin terasa berat sampai membuat kita cemas dan putus asa. Di luar sana, ada yang lebih berat dari apa yang kita hadapi.
Bukankah kita diajari sewaktu ngaji, semakin Allah cinta pada hamba-Nya maka Allah akan menguji lebih padanya. Di fase ini, maka pahami dan jalani hidup dengan sebaik-baiknya.
Bisa jadi, apa yang kita hadapi sekarang adalah cara Allah mendidik kita agar lebih kuat. Dari Sopia kita belajar arti syukur, berani dan jujur pada nilai kebaikan. Semoga nasib hidupnya lebih baik lagi. Wallahu'alam. (***)
Pandeglang, 24 Juni 2024 Â 16.26
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H