Mohon tunggu...
Mahyuddin K. M. Nasution
Mahyuddin K. M. Nasution Mohon Tunggu... Dosen USU -

Mahyuddin (K. M. Nasution) dilahirkan di desa Teluk Pulai Dalam, Kabupaten Labuhan Batu Propinsi Sumatera Utara. Bekerja sebagai Dosen di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, bidang: Matematika, Komputer dan Teknologi Informasi. Pendidikan: Drs. Matematika (USU Medan, 1992); MIT, Komputer dan Teknologi Informasi (UKM Malaysia, 2003); Ph.D bidang Sains Informasi (UKM Malaysia).

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Teknik Penulisan Karya Ilmiah

24 September 2015   00:45 Diperbarui: 24 September 2015   01:06 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Ulasan dan Motivasi

Menulis karya ilmiah tidaklah sama dengan menulis berita, cerita, surat dan lainnya. Suatu karya ilmiah harus mengandung pernyataan masalah, metodologi, dan penyelesaian melalui bukti-bukti. Tentunya, karya ilmiah merupakan hasil penelitian dan pengamatan yang mendalam, adanya analisis dan perancangan dalam pelaksanaannya [8].

Setiap orang memperoleh kemampuan menulis ketika melalui jenjang-jenjang pendidikan, tetapi menulis karya ilmiah mempunyai strategi tersendiri, terdapat cara-cara berbeda tetapi dengan maksud yang sama dan semua itu dinyatakan sebagai teknik penulisan. Dalam abad informasi, secara umum prinsipnya dinyatakan metodologi [9, 10, 11] sebagai berikut:

                    "The writing of scientific paper requires conceptual bridges from what is already known, cognitive structures to get                     information, and outlines as presentation for interpretation to new things."

Jembatan berkonsep diperlukan sebagai langkah awal dalam penulisan karya ilmiah. Jembatan berkonsep diperoleh dari pengetahuan (sains, teknologi, atau pengalaman yang telah diperoleh dan dijalani). Pada dunia informasi, informasi menjadi dasar kewujudan pengetahuan, dan tentunya tanpa pengetahuan mendalam tentang sesuatu tidak akan dapat menulis dengan baik sesuatu topik atau judul tulisan, walaupun kemungkinan penulisan berhasil dilakukan, tetapi kemungkinan besar penulis akan jatuh kepada tindakan tidak terpuji yaitu melakukan plagiat. Sumber ilmiah seperti buku, majalah ilmiah, jurnal dan laporan ilmiah lainnya dalam bidang yang dikaji menjadi harus dibaca dan diulas sebagai kajian literatur agar dapat menulis karya ilmiah. Selain itu, pengalaman digunakan untuk mendukung kemampuan analisis terlatih baik berdasarkan kasus demi kasus ataupun abstraksi. Penulisan dalam bentuk abstraksi ataupun umum harus didukung oleh kasus penjelas secara khusus dan berbeda dari yang sudah ada.

Apa yang telah diketahui berasal dari pengetahuan dan pengalaman yang dilalui, namun memperkaya informasi bagi seorang penulis adalah merupakan kewajiban agar tidak jatuh kepada salah satu bentuk plagiarisme. Pencarian informasi dalam era informasi selalu melibatkan internet, mesin cari dan Web. Pencarian informasi dengan menggunakan mesin cari merupakan langkah pertama dengan harus terlebih dahulu mengetahui topik sekitar apa yang mahu dituliskan, termasuk kemungkinan judul dari tulisan itu sendiri. Informasi tentang suatu topik dalam internet mungkin lebih dari ribuan bahkan jutaan laporan ilmiah atau karya ilmiah dengan berbagai judul, semuanya itu sudah tersedia secara daring. Oleh karena itu, mengenali dengan jelas apa yang akan dituliskan menjadi persoalan utama dalam kemampuan seseorang menjadi penulis yang baik dan memiliki kompetensi. Banyak penulis tidak memiliki kompetensi tentang tulisannya disebabkan kemampuan membaca yang kurang. Jadi, sebelum menuliskan sesuatu karya ilmiah, haruslah mampu membaca semua hal yang terkait dengan itu.

Pada era informasi, membaca semua hal yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan merupakan hal yang mustahil, disebabkan jumlah karya ilmiah yang terkait mungkin tidak lagi puluhan jumlahnya. Dengan demikian, dalam membaca sumber informasi selalu disarankan dengan bahan bacaan terbaru, karena bagaimanapun karya ilmiah terbaru sudah pasti akan merujuk kepada yang karya ilmiah sebelumnya. Namun begitu, mengenali dengan baik karya ilmiah baku adalah kewajiban dalam menentukan referensi rujukan, sebagai penghargaan terhadap karya ilmiah pioner suatu bidang ilmu. Selain itu, agar dapat mengenali karya ilmiah-karya ilmiah yang terkait semestinya pembaca dapat memanfaatkan abstrak karya ilmiah tersebut dengan baik. Abstrak karya ilmiah akan menggambarkan isi dari suatu tulisan.

Baik buruknya suatu tulisan karya ilmiah akan tergantung sekali kepada pemahaman penulis tentang topik yang dituliskan. Pemahaman dapat dibangun melalui kemampuan menstrukturisasi bacaan, yaitu kemampuan mengenali (merekognisi) suatu karya ilmiah secara sistematik, yang diistilah juga dengan literature review (kajian pustaka) dan kadangkala dalam bentuk ringkasan dikenali sebagai resensi. Sebaiknya, hindari penulisan karya ilmiah ketika penulis sedang membaca bahan bacaan, sebab bagaimanapun penulis akan dipengaruhi oleh karya ilmiah yang sedang atau baru dibaca, dan ini akan cenderung jatuh kepada plagiat secara konsep walaupun kemungkinan tidak jatuh kepada melakukan salinan.

Struktur kognitif dari suatu karya ilmiah merupakan bentuk pemahaman penulis terhadap suatu karya ilmiah, mengenali hal-hal yang terkait dan menjadi kunci yang diberikan oleh penulis terhadap tulisan itu untuk diamati oleh pembaca. Informasi tentang karya ilmiah yang diperoleh melalui pendekatan struktur kognitif akan memberikan bahan kepada penulis dalam melakukan kerangka tulisannya sendiri. Dengan kata lain, informasi akan menghasilkan gagasan dan wawasan akan lebih luas dan mendalam.

Lagi pula, informasi yang sudah dikenali akan memberikan bentuk umum suatu tulisan karya ilmiah yang berkaitan dengan topik bahasan tertentu, secara konsep penulis dapat menghindari bentuk yang sama secara konsep kemudian menuliskan karya ilmiah dengan kemampuan analisis penulis. Kerangka baru suatu tulisan akan diperoleh melalui garis-garis besar yang dibangun berdasarkan informasi yang mampu dikumpulkan. Garis-garis besar terhadap topik tertentu menjadi panduan bagi penulis untuk menuliskan karya ilmiah terhadap judul yang sudah ditetapkan. Garis-garis besar digunakan untuk menghadirkan penafsiran yang akan ditulis sesuai dengan struktur yang sudah ditetapkan.

Suatu tulisan dikatakan layak sebagai karya ilmiah, apabila dari rangkaian dan jalinan konsep terdapat penafsiran baru terhadap topik yang sedang dibahas. Penafsiran baru didasarkan kepada garis-garis besar tentang topik yang dikaji dan aliran pemikiran secara logis, yang terbangun secara sistematis untuk mendapatkan sesuatu yang baru untuk dituliskan dan diungkapkan dalam karya ilmiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun