Nama  : Mahtumatus Sholehah
Nim   : 2021096011905
Kelas  : 6 PAI C
Makul  : Pendidikan Multikultural
Dosen : Syaiful Rizal,M.Pd
Tugas  : UAS
Ket    : Penulis merupakan Mahasiswa Prodi PAI AL-Qodiri Jember
PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI DESA CURAHTAKIR TEMPUREJO JEMBER
      Desa Curahtakir termasuk desa terpencil yang ada di Kecamatan Tempurejo, pada awal penamaannya konon katanya jaman dulu di salah satu dusun yang ada di desa ini apabila memasukinnya maka akan mendapatin pemandangan sebuah dusun yang di pinggirnya di kelilingi oleh gunung-gunung yang bentuknyan mirip seperti TAKIR atau bisa juga di sebut dengan nasi tumpeng yang warna kuning, karna nasi tersebut bentuknya ( nasinya ada di Tengah-tengah yang pinggirnya di kelilingi dengan lauk pauknya) , nasinya ada di Tengah-tengah (bentuk dusunnya) dan di pinggirnya (lauk pauknya) bentuk dari pada gunung-gunung tersebut.
      Di desa ini misalkan ada suatu pekerjaan semua penduduknya ikut serta dalam pekerjaan tersebut di mulai dari pembuatan masjid, jembatan untuk jalan ke sawah, dan pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan tenaga banyak. Dalam proses Pendidikan Multikultural itu sendiri itu biasanya di lakukan oleh para sesepuh yang memberikan arahan atau pengajaran tentang kebiasaan atau adat-istiadat yang sudah ada, jadi tujuannya untuk  membantu generasi yang muda untuk mempertahannkan sesuatu kegiatan yang sudah ada sejak jaman dahulu.
      Misalnya kebiasan untuk merayakan bulan muharom (membuat bubur putih), kemudian bulan sofar (membuat bubur yang manis yang di bentuk bola-bola kecil), dan yang paling umum merayakan acara maulid, dan juga acara keagama'aan yang lainnya terkhususu untuk Masyarakat JAWA.
Dan juga apabila ada acara keagamaan misalnya acara maulid itu biasanya untuk hormatan atau tasyakkuran menggunakan tempat khusus nasi dan juga buah-buahannya (biasa di sebut dengan ancak kalau maduranya), karna memang tradisi dari dulu para sesepuh menyuruh yang lebih muda untuk menggunakan ancak juga, karna memang tujuannya untuk mempertahankan tradisi yang dulu jadi tugas sesepuh untuk mengingatkan yang muda-muda untuk tetap mempertahankan tradisi atau kebiasaan ini.
      Dengan sikap inilah para sesepuh juga termasuk memberikan Pendidikan multicultural terhadap generasi-generasi muda untuk tetap melestarikan tradisi-tradisi atau kebiasaan yang memang sudah ada dan di laksanakan sampai saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H