Mohon tunggu...
M. Mahrus Afif
M. Mahrus Afif Mohon Tunggu... -

Sekali hidup, Selamanya berarti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perilaku Normal, Abnormal atau Perilaku Unik?

26 Maret 2014   17:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:27 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yaahh, , mungkin kita sering mendengar dua kata tersebut namun belum tentu semua yang kita tahu itu benar. Normal itu dapat kita sebut sebagai kondisi yang tidak kurang dan tidak lebih. posisinya ada ditengah. Normal itu teratur dan mempunyai pola atau struktur yang masing-masing berjalan sebagaimana sesuai prosedur yang disepakati. Normal itu hal yang biasa terjadi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia normal diartikan sebagai  menurut aturan atau menurut pola yg umum, sesuai dan tidak menyimpang dr suatu norma atau kaidah, sesuai dng keadaan yg biasa, tanpa cacat, tidak ada kelainan. Normal juga berkaitan dengan kebiasaan sehari-hari yang dianggap wajar oleh masyarakat tertentu. Dalam hal ini kebiasaan menjadi sangat subjektif, iyaa, , subjektif sekali, sehingga sebuah tingkah laku menjadi wajar tergantung dari sudut mana orang itu memandang. Banyak faktor yang mempengaruhi pandangan kita mengenai kebiasaan yang dianggap normal ataupun abnormal, namun menurut saya faktor budaya menjadi sangat strategis posisinya dalam melakukan penilaian terhadap suatu kebiasaan.

Begitupun sebaliknya, perilaku abnormal merupakan perilaku yang tidak wajar, tidak teratur, berkelainan, cacat, dsb. Abnormal seakan menjadi hal yang tabu dalam kehidupan kita, sering menjadi hal aneh yang harus dijauhi, bahkan dimusnahkan. Abnormal dengan label aneh dan ketabuan ini sering kita jumpai di masyarakat walaupun tidak banyak. Abnormal menjadi hal menarik untuk dikaji atau dipelajari lebih dalam tentang gejala ini agar kita tidak salah dalam menilai abnormal. Namun, apakah semua keanehan-keanehan tingkah laku manusia tersebut merupakan suatu tingkah laku abnormal? Bukankah setiap adanya perbedaan tingkahlaku akan menambah keberagaman sikap yang unik dalam masyarakat. Lalu, apakah selamanya tingkah laku abnormal itu menjadi tidak pantas dalam kehidupan masyarakat?

Sangat sulit untuk menunjukkan perilaku abnormal tanpa disertai landasan-landasan yang kuat, karena untuk menilai sebuah perilaku normal dan abnormal bahkan perilaku unik membutuhkan banyak pandangan dan melibatkan sensasi dan persepsi yang tersistem. Ada sebuah cerita sejarah islam yang mungkin dapat menjadi penilaian apakah perilaku tersebut merupakan perilaku normal, abnormal, ataukah perilaku unik, yaitu ketika Rosululloh sedang berkumpul dengan para sahabat di masjid, tiba-tiba datang seseorang dan dia kencing didalam mesjid, sahabat diantaranya marah, namun Rosululloh mengingatkan, ”Biarkan dia menyelesaikan kencingnya, dan setelah itu menyuruh sahabat untuk menyiram bekas kencing orang tadi”. Ternyata kata Rosul, orang tersebut belum mengerti, bahwa tidak boleh kencing di Mesjid.

Dari uraian cerita diatas jelas bahwa perilaku orang yang kencing dalam masjid tersebut mempunyai dua pandangan dan menghasilkan dua persepsi pula. Dia abnormal dari sudut pandang sahabat, dia abnormal karena dia tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya, dia tidak wajar, aneh, dsb. hanya karena dia kencing dalam masjid. Berlainan dengan Rasul, beliau menilai sahabat yang kencing dalam masjid merupakan perilaku normal saja, karena beliau berpersepsi orang tersebut belum tahu dan belum mengerti tentang hukum islam.

Adanya berbagai sudut pandang tentang satu tindakan saja mempengaruhi persepsi atau penilaian yang berbeda terhadap seseorang. Akan tetapi, tidak semudah itu kita mendefinisikan tindakan normal atau tidak normal. Karena kita hidup di dunia yang bersistem, mempunyai aturan, dan berkebudayaan. Banyaknya orang berpersepsi tentang suatu tindakan, itulah yang menjadi alat ukur perilaku kita. Dan suatu perilaku yang kurang wajar yang biasa dilakukan oleh seseorang tanpa mengganggu sistem, aturan, ataupun tatanan sosial, itulah perilaku yang unik. Dia abnormal tetapi dapat diterima oleh masyarakat sosial.

Wallahua’lam. .  .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun