Mohon tunggu...
puji astuti
puji astuti Mohon Tunggu... -

Bermula dari ketidaksengajaan, berakhir sebagai perangkai kata untuk menyambung hidup, bermimpi untuk melahirkan bundelan buku yang bisa menginspirasi orang lain. Saya cuma penulis jalanan, masih miskin kata dan pengertian, berharap bisa berbagi dan belajar dengan siapa saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Capek dengan Wakil Rakyat

4 Mei 2010   12:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:25 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_133086" align="alignright" width="300" caption="Ilustrasi/Admin (Kompas/Kristianto Purnomo)"][/caption] Setiap pagi, makan siang dan makan malam aku menyempatkan diri menonton berita di TV. Tapi akhir-akhir ini beritanya membuatku lelah. Aku lelah dengan wakil rakyat yang berulah, sudah itu permintaannya banyak lagi, yang terbaru malah minta di buatin gedung baru dengan anggaran 1,8 T. Para anggota dewan yang terhormat, kalau mau ngejar setoran untuk balik modal, mbok ya jangan terlalu bernafsu seperti itu. Masih ada yang lebih perlu dibangun, seperti jalan bolong-bolong itu. Di Jakarta saja masih banyak jalan bolong yang bikin sepeda motor sering kecelakaan, apa lagi di daerah, jalannya sudah tidak ada aspalnya. Aku juga lelah dengan berita koruptor yang tidak juga lekas disidangkan dan juga yang mangkir sidang dengan alasan sakit. Coba kalau rakyat kecil yang disidang, mo sakit atau sudah mau merenggang nyawa, tetap saja diseret ke depan meja hijau. Apakah masih ada keadilan di negeri ini. Aku lelah dengan ulah mereka yang anarkis, main pukul, main dorong, main pentung. Ngga rakyat, ngga penegak hukum, semua suka dengan kekerasan. Apakah ini negeri para preman, dimana siapa saja boleh main golok atau pukul orang? Ayolah Indonesia, kita ini dikenal sebagai orang yang santun. Apakah sudah habis semua kesabaranmu dan kasihmu kepada sesama anak negeri, sehingga itu jadikan kau boleh berlagak layaknya preman. Aku lelah dengan berita orang miskin yang ngga bisa berobat, bahkan berakhir menjadi mayat. Sudah susah, sakit pula, mo gimana bisa berobat. Dokter mahal, rumah sakit jauh, buat ongkos saja banyak yang tak punya uang. Apa pemerintah sengaja membiarkan hal ini terjadi agar membantu pengurangan penduduk Indonesia yang sudah padat dan panas ini? Pastilah dugaanku ini salah. Aku lelah... aku ingin dengar berita indah tentang negeri ku ini. Aku ingin dengar bahwa negeriku ini bisa bebas hutang. Aku ingin dengar bahwa disetiap daerah sudah tersedia layanan kesehatan gratis yang manusiawi. Aku ingin dengar bahwa politisi negeri ini berkorban demi rakyatnya. Aku ingin dengar bahwa anggota dewan yang terhormat mati-matian membela kesejahteraan rakyatnya tanpa embel-embel fasilitas. Aku ingin dengar pemerintah negeri ini bebas korupsi dan juga bijaksana dalam menjalankan aturan. Aku ingin dengar keadilan ditegakkan bagi rakyat kecil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun