Mohon tunggu...
Mahmun Zulkifli
Mahmun Zulkifli Mohon Tunggu... Administrasi - Guru

Guru SMA Negeri 3 Medan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Siswaku Inspirasiku

24 September 2013   20:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:27 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa harus menjadi guru ? Itu pertanyaan yang sering dilontarkan sebagian orang pada seorang guru. Sulit untuk menjawab pertanyaan itu dengan jujur.. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang "terdampar" menjadi seorang guru. Mengapa saya katakan  "terdampar", karena profesi guru merupakan profesi yang tidak diminati oleh sebagian  besar anak-anak Indonesia.  benarkah? Sangat mudah mencari jawab pertanyaan itu.  Tanyakan saja kepada siswa-siswa SD, apa cita-cita mereka ?  Profesi  favorit jawaban siswa tentu bukan guru, melainkan dokter, tentara, pilot dan  lain-lain profesi yang dianggap memiliki gengsi yang tinggi di masyarakat.

Profesi guru, profesi unik. Benarkah? Benar profesi guru adalah profesi unik. Mengapa demikian? Ditengah mekanisasi tenaga kerja oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, profesi guru tidak dapat digantikan oleh alat-alat apapun termasuk teknologi informasi.    Tidak sembarang orang bisa jadi guru. Seorang guru harus melalui pendidikan khusus guru, saat ini menjadi seorang guru profesional harus mengikuti pendidikan profesi guru, baik melalui PPG atau PLPG. Seorang guru harus menguasai berbagai macam ilmu, termasuk ilmu psikologi perkembangan  dan lain-lain ilmu.  Sulit dibayangkan seorang guru yang berasal bukan dari LPTK, semisal IKIP atau FKIP.

Pembelajaran hidup. Sebagai guru banyak sekali pembelajaran yang didapat ketika berdiri di depan kelas selama bertahun-tahun. Pembelajaran hidup inilah yang saya rasakan sejak saya menjadi guru secara profesional mulai tahun 1994. Banyak siswa yang menjadi inspirasi dalam hidupku. Siswa menjadi inspirasi, Benarkah?   Sebagai guru kita berhadapan dengan siswa dengan berbagai latar belakang kehidupan, demikian pula aku. Latar belakang siswaku juga beragam, ada siswa yang dari kalangan atas, berduit, anak pejabat dab banyak sekali siswaku dari kalangan masyarakat bawah. Siswa dari kalangan atas  dengan orang tua berduit mungkin tak ada masalah dalam menyelesaikan pendidikannya. Hal ini berbeda dengan siswa yang keadaan orangtuanya pas-pasan. Tetapi siswa yang keadaan ekonomi orangtuanya  yang pas-pasan yang membuat kita bangga, menginspirasi dan memberikan pembelajaran hidup.

Siswaku, inspirasiku.  Siswa dari kalangan  bawah ternyata banyak yang menjadi inspirasi dalam hidupku.  Ternyata siswa dari kalangan bawah banyak mempunyai prestasi yang membanggakan.   Ada siswaku bernama A. A adalah anak seorang buruh cuci dari rumah ke rumah. Dengan fasilitas terbatas (buku-buku sering minjam ari temannya, tidak mengkuti bimbel, dll), A ternyata memiliki prestasi jauh di atas teman-temannya. A setiap penerimaan rapor selalu menduduki rangking 1 baik di kelas maupun rangkin paralel.  Pada penerimaan mahasiswa baru, si A diterima di  Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Universitas menjadi dambaan siswa-siswa terbaik dari seluruh Indonesia. Ada siswaku sebut saja namanya B.  B juga dari kalangan bawah diantara siswa-siswa di sekolahku.   Berbeda dengan si A, prestasi si B memang biasa-biasa saja.  Yang membuatku salut  pada B adalah kemauan B membantu orang tuanya. Di sekolah B berjualan menjajakan sarapan pagi bagi teman-temannya. Jadi setiap hari si B membawa sekitar 20 s.d 30 bungkus orengznasi uduk  atau nasi goreng ke sekolah. Nasi yang di bawa si B dijajakan kepada temannya dari kelas ke kelas.   Hampir setiap hari nai yang di bawa si B habis.

Dua siswaku diatas merupakan dua contoh siswa yang memberikan pembelajaran hidup yang berharga bagiku, diantara siswa-siswa lain yang tak kalah hebatnya. Semoga ini juga menginspirasi bagi kita semua.

DOL 45 hari P4TK Matematika Yogyakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun