Mohon tunggu...
Mahmud Khabiebi
Mahmud Khabiebi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia paling beruntung sedunia, suka menulis

Baru lulus kuliah S1 Bahasa dan Kebudayaan Jepang Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Diary

Bioskop

15 Maret 2023   22:01 Diperbarui: 15 Maret 2023   22:05 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin menjadi hari yg bersejarah karena sepanjang 20 tahun hidup di dunia, kemarin adalah pertama kalinya menonton film di bioskop.

Sebagai mahasiswa ekonomi pas-pasan, sempat gamang saat menyadari pengalaman menatap layar lebar ini membutuhkan dana 45 ribu rupiah. Dana yg seharusnya bisa untuk makan dua hari akan dihabiskan untuk menonton kartun Jepang berdurasi sekitar dua jam.

Tak apalah, sesekali memang harus begitu. Mengalokasikan uang demi sesuatu yg sering dianggap penting dalam peradaban manusia masa kini. Tidak ada salahnya mencoba cara tradisional untuk menonton film setelah selama ini memilih cara ekonomis dengan mengandalkan LK21.

Ketika pertama kali masuk, lampu masih menyala, layar masih menampilkan iklan, tetapi separuh tempat duduk telah terisi orang-orang yg antusias dengan film yg akan segera diputar.

Beberapa di antaranya terlihat mengenakan jaket, berkacamata, dan rambut acak-acakan. Persis ciri-ciri orang yg sering ditemukan dalam event jejepangan.

Lampu dimatikan, pertanda film akan segera dimulai. Muncul logo Dolby Atmos dilengkapi suara bisikan 'all around you' yg bikin merinding.

Hmm, ternyata begini rasanya dibisiki sound system Dolby yg melegenda.

Sepanjang separuh film, semua lancar tanpa ada masalah. Gambar yg jelas tanpa pecah-pecah didukung Dolby yg menggelegar membuat pengalaman nonton film menjadi lebih berkesan. Jauh lebih mengesankan dibandingkan menonton dari layar laptop dengan headset samsung 50ribuan. Juga lebih nyaman dibandingkan pengalaman nonton film G30S/PKI di teater Lubang Buaya.

Masalah baru muncul ketika badan yg biasanya bisa selonjoran hingga rebahan ketika nonton film kini dipaksa duduk tegak selama satu jam lebih. Empuknya kursi merah bioskop tetap tidak dapat meredam rasa ingin selonjoran.

Memang kursi depan kosong, tapi pasti akan jadi perhatian semua orang kalau nekat selonjoran dan menempatkan kaki di atasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun