Dua minggu terakhir publik dihebohkan kasus keluarga pegawai pajak bernama Rafael Alun Trisambodo (RAT). Bermula dari kasus kekerasan yang dilakukan anaknya dua minggu lalu (20/2), warganet kemudian menguliti segala hal tentang keluarganya hingga akhirnya diketahui RAT memiliki harta dengan nominal sebanyak 500 miliar.
Dilansir dari Tempo, harta sebanyak 500 miliar milik RAT tersebar dalam 40 rekening. Jumlah yang kelewat fantastis tersebut disampaikan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebagai nilai transaksi dari puluhan rekening RAT selama periode 2019 hingga 2022.
Temuan PPATK tersebut sangat tidak masuk akal mengingat RAT hanya pegawai eselon 3 dengan gaji rata-rata 50 juta per bulan. Bahkan menurut perhitungan CNBC, seseorang dengan gaji 50 juta per bulan butuh waktu 4 tahun untuk melunasi mobil Rubicon yang harganya mencapai 1,1 miliar. Itu pun dia harus menyisihkan 30% dari gajinya atau sekitar 19 juta per bulan untuk menyicil pembayaran mobil.
Lalu tentang hartanya yang senilai 500 miliar, kalau kita hitung secara kasar RAT butuh waktu 10 ribu bulan bekerja sebagai eselon 3 ditjen pajak. Dengan penghitungan ini, maka RAT setidaknya harus bekerja selama 10 ribu bulan atau 830an tahun dan mengalokasikan gajinya hanya untuk dikumpulkan tanpa pengurangan sedikitpun.
Kepemilikan harta abdi negara yang jumlahnya fantastis sangat layak untuk diselidiki asal usulnya. Apalagi RAT hanya melaporkan hartanya sebanyak 56 miliar pada tahun 2021. Artinya, dia menyembunyikan 90% hartanya dari LHKPN.
Kemudian untuk mengetahui seberapa besar sih 500 miliar itu, kira-kira bisa buat apa saja, kita dapat membandingkannya dengan beberapa hal.
Membiayai Separuh Anggaran Al-Jabbar
Masjid hasil karya Ridwan Kamil yang sekarang menjadi kebanggaan warga Jawa Barat itu dikabarkan menelan dana 1 triliun. Sempat menjadi polemik karena anggaran fantastis tersebut dianggap dapat menyelesaikan beberapa masalah lain. Namun Ridwan Kamil menyatakan bahwa pembangunannya dilakukan secara bertahap sehingga APBD provinsi masih dapat digunakan untuk melaksanakan program lainnya.
Kekayaan RAT jika didonasikan untuk membantu pembangunan Al-Jabbar maka separuh anggaran pembangunan masjid dapat dialokasikan pemprov Jawa Barat untuk kepentingan yang lain misalnya membangun fly over baru atau memperbaiki akses menuju masjid Al-Jabbar.
Pilihan lainnya bisa untuk membantu pembangunan gereja di Papua. Dilansir dari antara dan website resmi pemerintah kabupaten Jayawijaya, di sana sedang ada proses pembangunan gereja yang membutuhkan anggaran sekitar 1 miliar. Jika RAT menyumbangkan hartanya, dapat terbangun ratusan gereja di sana.
Subsidi Trans Semarang
Kota Semarang memiliki bus trans dengan sistem buy the service yang didanai APBD. Berdasarkan data dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Semarang, alokasi APBD tahun ini untuk penyediaan layanan Trans Semarang adalah sekitar 216 miliar. Anggaran ini adalah subsidi dari pemkot untuk tahun 2023. Naik sedikit dari 213 miliar pada tahun lalu.
Seandainya RAT berbaik hati menghibahkan seluruh hartanya kepada pemkot Semarang, maka warga Kota Semarang dapat menikmati layanan Trans Semarang secara gratis selama dua tahun penuh. Sementara itu anggaran pemkot bisa dialokasikan untuk peremajaan armada, pengembangan rute baru, hingga penanganan banjir.
Patung Gajah
Pemkab Gresik pernah menjadi perbincangan karena pembuatan patung gajah di Simpang Lima Sukorame. Dilihat dari berbagai sisi, wujud patung tersebut dinilai kurang sempurna. Patung tersebut dibangun dengan dana sekitar 1 miliar dan didanai oleh PT Petrokimia Gresik. Pihak Petrokimia juga menjelaskan bahwa pembangunan landmark ada di dua tempat.
Harta RAT yang berjumlah 500 miliar itu, kalau semuanya dibuat patung, maka akan ada 500 kota di Indonesia yang memiliki patung gajah serupa dengan yang ada di Gresik.
Kira-kira sebanyak itulah harta RAT yang sudah diketahui dari hasil penyelidikan kemarin. Kasusnya masih terus berlanjut menuju penyelidikan selanjutnya. Sementara ini, sebaiknya siap-siap ternganga karena jumlahnya masih bisa lebih besar dari yang saat ini diketahui.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H